Show simple item record

dc.contributor.advisorNuryadi
dc.contributor.advisorKusworini, Dyah
dc.contributor.authorLolita, Sella
dc.date.accessioned2017-07-20T01:44:29Z
dc.date.available2017-07-20T01:44:29Z
dc.date.issued2017-07-20
dc.identifier.nimNIM122110101036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80386
dc.description.abstractRumah Sakit menyediakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yaitu dengan menyediakan unit rawat inap. Pengelolaan unit rawat inap, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan tempat tidur. Salah satu cara yang digunakan untuk pengelolaan perencanaan kebutuhan tempat tidur yaitu menggunakan metode peramalan linear regresi yang diproyeksikan dengan indikator Barber Johnson. Rumah Sakit Djatiroto melakukan kebijakan penambahan jumlah tempat tidur setiap tahunnya. Pada tahun 2013 jumlah tempat tidur sebanyak 50, tahun 2015 sebanyak 63 sedangkan tahun 2015 sebanyak 70 tempat tidur. Kebijakan ini menyebabkan tingkat efisiensi pelayanan Rumah Sakit Djatiroto pengalami penurunan, hal ini menunjukkan tempat tidur yang tersedia over loaded atau tidak terpakai Perencanaan kebutuhan tempat tidur di Rumah Sakit Djatiroto hanya berdasarkan ketersediaan anggaran tanpa memperhatikan tingkat efisiensi pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan tempat tidur di rawat inap Rumah Sakit Djatiroto tahun 2016-2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitian ini dipilih menggunakan purposive sampling. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata nilai BOR Rumah Sakit Djatiroto tahun 2011-2015 mencapai 49,8%, rata-rata nilai BOR kelas utama (VIP) sebesar 42,4%, kelas I sebesar 40%, kelas II sebesar 55,3% sedangkan kelas III sebesar 61,4%. Rata-rata nilai ALOS sebesar 3, sedangkan rata-rata nilai TOI Rumah Sakit Djatiroto sebesar 3,5 dengan rata-rata nilai TOI kelas utama (VIP) sebesar 4,3; kelas I sebesar 5,2; kelas II sebesar 2,6 dan kelas viii III sebesar 1,9. Rata-rata nilai BTO Rumah Sakit Djatiroto sebesar 60 dengan rata-rata nilai BTO kelas utama (VIP) sebesar 53, kelas I sebesar 46, kelas II sebesar 65 sedangkan kelas III sebesar 76. Rumah Sakit Djatiroto tidak pernah membuat Grafik Barber Johnson selama ini, sedangkan untuk tingkat efisiensi pelayanan di Rumah Sakit Djatiroto pada tahun 2011-2015 masih belum mencapai efisiensi. Peramalan hari perawatan tahun 2016-2020 mengalami kenaikan setiap tahunnya, peramalan hari perawatan digunakan untuk meramalkan kebutuhan tempat tidur. Berdasarkan hasil perhitungan diprediksikan perencanaan kebutuhan TT Rumah Sakit Djatiroto didapatkan bahwa tahun 2016 jumlah TT yang dibutuhkan sebanyak 54 TT, tahun 2017 membutuhkan 58 TT, tahun 2018 sebanyak 61 TT, pada tahun 2019 sebanyak 65 TT sedangkan pada tahun 2020 diprediksikan jumlah TT yang dibutuhkan sebanyak 69 TT. Hasil prediksi kebutuhan jumlah TT jika dibandingkan dengan persediaan jumlah TT tiap kelas di unit rawat inap Rumah Sakit Djatiroto tahun 2016-2020 lebih sedikit. Oleh karena itu perlu diadakan perencanaan kebutuhan TT berdasarkan Grafik Barber Johnson, agar tidak terjadi overload.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries122110101036;
dc.subjectpelayanan kuratifen_US
dc.subjectRawat Inap Rumah Sakiten_US
dc.titleAnalisis Kebutuhan Tempat Tidur Tiap Kelas di Rawat Inap Rumah Sakit Djatiroto Kabupaten Lumajangen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record