dc.description.abstract | Fisika dalam pembelajaran atau pelaksanaan pendidikan dibangun dari
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori. Proses dalam pembelajaran
fisika merupakan proses dari perolehan pengetahuan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara terbatas yang telah dilakukan dengan guru
mata pelajaran fisika dan siswa di beberapa SMA kabupaten Jember. Para guru di
sekolah lebih menitikberatkan pada kemampuan kognitif, hal ini didorong oleh
rasa tanggung jawab guru untuk mencetak lulusan dengan nilai yang tinggi. Fakta
di lapangan menunjukan bahwa fisika dalam prosesnya cenderung monoton dalam
menerapkan metode pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut akan
berdampak pada siswa pasif memperoleh pengetahuan karena lebih sering
menggunakan metode ceramah, metode penugasan dan diskusi dalam
penyelesaian soal-soal tanpa adanya kegiatan proses dalam memperoleh
pengetahuan. Berdasarkan permasalahan yang ada, diperlukannya suatu penerapan
pembelajaran yang akan mempermudah siswa dalam mengkontruksi pengetahuan.
Salah satu alternatifnya dengan menumbuhkan keterampilan proses sains dalam
memecahkan suatu permasalahan yang akan mengembangkan kemampuan
berpikir untuk mengkonstruksikan pengetahuan yang diberikan. Kemampuan
pemecahan masalah ini harus didukung oleh tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang tinggi, sehingga diperlukannya penekanan beberapa representasi yaitu
menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) disertai LKS
berbasis multirepresentasi.
viii
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan keterampilan proses
sains siswa selama penerapan model Creative Problem Solving disertai LKS
berbasis multirepresentasi pada mata pelajaran fisika di salah satu SMA
kabupaten Jember dan mengkaji perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan
antara setelah pembelajaran fisika dengan menggunakan model Creative Problem
Solving disertai LKS berbasis multirepresentasi dengan hasil belajar siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif yang biasa digunakan di SMA
kabupaten Jember.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Jenggawah pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Sampel
penelitian ditentukan setelah uji homogenitas, dimana jumlah populasi kelas XIIPA
sebanyak 4 kelas dan diambil 2 kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Penentuan sampel penelitian dengan Cluster Random Sampling. Desain
penelitian menggunakan Post Test Only Control Design. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, portofolio,
dan tes. Sumber data berasal dari penilaian oleh peneliti, penilaian observer, dan
Post-test. Analisa data menggunakan Independent Samples T-test pada software
SPSS 22 untuk menjawab rumusan masalah yang kedua.
Hasil analisis Independent Samples T-test untuk menguji hipotesis kedua
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi < 0,05 sehingga
terdapat perbedaan signifikan antara nilai hasil belajar kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Persentase keterampilan proses sains siswa rata-rata pada pertemuan 1,2,
dan 3 sebesar 74,6 yang tergolong dalam kriteria ‘cukup baik’. Berdasarkan hasil
analisis di atas maka kesimpulan pada penelitian ini adalah: (1) Keterampilan
proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model
Creative Problem Solving disertai LKS berbasis multirepresentasi termasuk dalam
kategori baik; dan (2) Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran fisika menggunakan model Creative Problem Solving disertai LKS
berbasis multirepresentasi dengan model pembelajaran kooperatif di SMA Negeri
1 Jenggawah. | en_US |