Show simple item record

dc.contributor.authorIndah M. Kamalin
dc.date.accessioned2013-12-11T03:19:37Z
dc.date.available2013-12-11T03:19:37Z
dc.date.issued2013-12-11
dc.identifier.nimNIM061510401110
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8007
dc.description.abstractKutu kebul (Bemisia tabaci) merupakan hama sangat polifag yang menyerang berbagai tanaman, berkembang baik pada cuaca panas, karena itu sering dilaporkan menimbulkan serangan luas pada musim kemarau sehingga menyebabkan kerugian besar bagi para petani. Penggunaan agen hayati cendawan entomopatogen untuk mengendalikan hama yang akhir-akhir ini banyak dikembangkan merupakan suatu upaya untuk mengurangi penggunaan pestisida yang selama ini banyak menimbulkan masalah lingkungan. Paecilomyces fumosoroseus merupakan salah satu jenis cendawan entomopatogen yang efektif untuk mengendalikan hama kutu kebul Bemisia tabaci pada tanaman kedelai. Di Indonesia penggunaannya masih sangat jarang, terkendala masalah efektivitas akibat adanya pengaruh dari lingkungan dan metode aplikasi yang tidak sesuai. Formulasi ULV adalah formulasi konidia cendawan yang dilarutkan dalam minyak dan disemprotkan menggunakan alat semprot khusus yaitu Ultra Low Volume, dimana penyemprotan dalam volume rendah tapi konsentrasi konidia yang tinggi sehingga kemampuan membunuh pada hama cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengendalian Hayati Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember pada bulan Desember 2010 sampai Juni 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari patogenesitas P. fumosoroseus hasil perbanyakan dengan penambahan minyak nabati terhadap hama kutu kebul. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap meliputi (1) persiapan suspensi P. fumosoroseus pada beberapa macam minyak nabati dan konsentrasi. (2) persiapan serangga uji nimfa B. tabaci yang diperoleh dari lapang. (3) Nimfa B. tabaci diperlakukan dengan metode celup, serangga uji dicelupkan kedalam suspensi P. fumosoroseus selama ± 30 detik, dikeringkan pada suhu kamar selama ± 30 detik, kemudian dimasukkan kedalam kotak mika yang sudah diberi kertas saring yang basah (4) Parameter pengamatan adalah mikositas yang terjadi setelah perlakuan. (5) Data yang diperoleh dianalisis dengan anova dan uji perbandingan menggunakan Uji Tukey taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penambahan minyak nabati, minyak jagung merupakan jenis minyak yang paling efektif dalam uji mukositas. Hasil uji efektivitas berdasarkan tingkat konsentrasi dan penambahan minyak nabati menunjukkan bahwa dari tiga konsentrasi tersebut pada konsentrasi 15% paling efektif. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasinya maka semakin tinggi jumlah kematian dari nimfa B. tabaci dan penambahan minyak nabati yang paling baik adalah penambahan minyak jagung.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510401110;
dc.subjectkutu kebul, minyak nabati,minyak jagung, uji mukositas, Paecilomyces fumosoroseusen_US
dc.titleEfektivitas Cendawan Entomopatogen Paecilomyces fumosoroseus untuk Mengendalikan Kutu Kebul (Bemicia tabaci) dengan Menggunakan Formulasi ULVen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record