| dc.description.abstract | Siklus menstruasi merupakan siklus terlepasnya dinding rahim (endometrium) yang dibarengi
dengan pendarahan dimana proses ini terjadi  satu kali tiap bulan.  90%  remaja putri  mempunyai
siklus 25-35 hari serta sebanyak 10-15% wanita mempunyai siklus menstruasi panjang 28 hari.
Remaja  yang mempunyai siklus menstruasi tidak teratur beresiko mengalami masalah  kesuburan.
Penyebab  ketidakteraturan siklus menstruasi dapat karena kelainan fisiologik, biologik (organik
atau disfungsional) atau dapat pula karena psikologik seperti  keadaan-keadaan stres dan gangguan
emosi atau gabungan fisiologik, biologik dan psikologik. Penelitian  ini merupakan  penelitian
observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah remaja di
SMA Negeri 2 Jember. Cara pengambilan subjek sebanyak 90 responden (45 remaja yang
mengalami status gizi lebih dan 45 remaja dengan status gizi normal) menggunakan metode
proposional random sampling. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan Regresi Logistik Ganda.
Hasil  penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami status gizi lebih mempunyai siklus 
menstruasi tidak teratur sebanyak 42,2%  lebih banyak dari  remaja yang  mempunyai status gizi
normal yaitu sebanyak  28,9%. Setelah dikontrol dengan stress ada perbedaan keteraturan siklus 
menstruasi  antara remaja dengan  status gizi lebih dan normal dengan nilai p value 0.005. Status
gizi lebih merupakan faktor yang mempengaruhi  terjadinya ketidakteraturan  siklus menstruasi 
pada remaja. | en_US |