dc.description.abstract | Manusia merupakan makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang. Masa perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya terjadi pada masa kanak-kanak. Perkembangan anak meliputi berbagai aspek salah satunya adalah perkembangan bahasa. Di awal pertumbuhan pada tahun pertama dalam kehidupannya, seorang anak menghabiskan waktunya untuk mengamati dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kehidupan di sekitar mereka. Namun, sebelum anak bisa berkomunikasi dengan lancar, mereka mengenal satu persatu kata yang dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Kata terdiri dari beberapa jenis, dan yang biasanya dikuasai anak terlebih dahulu adalah kata benda. Penggunaan nomina atau kata benda pada anak muncul saat mereka berkomunikasi terutama saat anak menyapa orang di sekitarnya. Kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau menyebut orang kedua, atau orang yang diajak berbicara disebut kata sapaan. Kridalaksana (1985:14) menyatakan bahwa kata sapaan adalah ungkapan yang digunakan untuk menyebutkan para pelaku dalam peristiwa berbahasa. Pemerolehan bentuk sapaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh anak usia 3 dan 5 tahun merupakan topik yang unik dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa fenomena kebahasaan terutama pemerolehan bentuk sapaan yang dimiliki anak-anak sedang mengalami perkembangan. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimanakah kategori bentuk sapaan yang diperoleh anak usia 3 dan 5 tahun?, dan (2) bagaimanakah fungsi penggunaan bentuk sapaan yang digunakan anak usia 3 dan 5 tahun?. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data dalam penelitian ini adalah tuturan beserta konteks yang diindikasikan memuat kata sapaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak usia 3 dan 5 tahun yaitu Nada dan Akbar. Data dikumpulkan dengan menggunakan tiga teknik yaitu: (1) observasi/pengamatan, (2) catatan lapang, dan (3) rekam. Analisis data yang dilakukan dengan metode kualitatif, yang terdiri dari tiga proses, yaitu pereduksian data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kesembilan kategori bentuk sapaan yang ditemukan pada sumber data hanya meliputi 8 kategori, yakni: (1) kata ganti personal, (2) nama diri, (3) istilah kekerabatan, (4) gelar dan pangkat, (5) bentuk N + ku, (6) kata-kata diektis atau petunjuk, (7) nomina lain, dan (8) ciri zero atau nol. Yang tidak muncul atau belum digunakan oleh sumber data hanya ada satu kategori yakni bentuk pe + Ve sedangkan untuk kategori lainnya sudah digunakan baik oleh Akbar maupun Nada. Namun, dalam penelitian ditemukan bentuk sapaan yang tidak tercantum dalam kategori di atas. Bentuk sapaan tersebut adalah bentuk sapaan lainnya yang merupakan penggabungan dari beberapa bentuk sapaan. Pemerolehan bentuk sapaan yang digunakan oleh Akbar (5 tahun) lebih banyak daripada yang diperoleh oleh Nada (3 tahun). Fungsi penggunaan bentuk sapaan dalam penelitian ini meliputi: (1) penggunaan sapaan yang digunakan untuk orang yang lebih tua, (2) penggunaan sapaan yang digunakan untuk orang sebaya dan akrab, dan (3) penggunaan sapaan yang digunakan untuk orang yang belum dikenal. Fungsi yang dihasilkan dari setiap bentuk sapaan berbeda-beda sesuai bentuk sapaan yang digunakan oleh anak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi yang paling banyak ditemukan adalah untuk menyebutkan/ mengacu pada orang yang sebaya dan akrab serta orang yang lebih tua | en_US |