dc.description.abstract | Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I berjalan dengan baik
meskipun terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran. Kekurangan
yang ada pada siklus I yaitu pemilihan kata dan keberanian siswa dalam berbicara
masih kurang. Pada siklus II guru melakukan tindakan perbaikan dengan menjelaskan
hal-hal yang harus dikuasai saat berbicara. Guru memeberikan latihan-latihan
berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Perbaikan yang dilakukan guru
pada siklus II ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Peningkatan
keterampilan berbicara siswa setelah diterapkan metode demonstrasi adalah pada
tahap prasiklus, siswa yang tuntas dengan nilai ≥ 70 sebanyak 20 siswa dengan
presentase 55,55%. Pada siklus I keterampilan berbicara siswa mengalami
peningkatan yaitu siswa yang tuntas dengan nilai ≥ 70 sebanyak 26 siswa dengan
presentase 72,22%. Pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu siswa yang
tuntas dengan nilai ≥ 70 sebanyak 31 siswa dengan presentase 86,11%.
Saran bagi guru dan peneliti yang menerapkan metode demonstrasi,
hendaknya benar-benar memahami kelemahan dan keberhasilan metode ini dalam
setiap pembelajaran untuk dijadikan perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya.
Kepala sekolah hendaknya menginformasikan metode demonstrasi pada guru-guru
untuk dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran bahasa Indonesia. | en_US |