dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tingkat berpikir
kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika melalui Multiple Solution
Task (MST) pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) di kelas
IX G SMP Negeri 1 Bondowoso. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah Multiple Solution Task (MST), pedoman
wawancara, serta lembar validasi tes dan lembar validasi pedoman wawancara.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, metode wawancara,
dan metode angket. Data yang dianalisis adalah data hasil tes dan hasil wawancara
terhadap jawaban siswa.
Sebelum pelaksanakan penelitian, instrumen terlebih dahulu divalidasi oleh 3
validator. Berdasarkan hasil validasi soal Multiple Solution Task sistem persamaan
linier dua variabel diperoleh a V = 4,23 sehingga masuk dalam kategori valid. MST
kemudian diberikan kepada seluruh siswa kelas IX G SMP Negri 1 Bondowoso.
Setelah dilakukan tes, tahap selanjutnya yaitu wawancara terhadap siswa yang
terpilih. Wawancara dilakukan untuk mengkonfirmasi jawaban siswa yang belum
jelas. Selanjtnya jawaban siswa dianaslis menggunakan scoring scheme, setelah itu
ditentukan tingkat berpikir kreatifnya sesuai dengan Tabel 2.4.
Subjek dalam penelitian ini adalah 40 siswa kelas IX G SMP Negeri 1
Bondowoso. Wawancara dilakukan pada 3 siswa yang belum bisa ditentukan dengan
jelas tingkat berpikir kreatifnya. Siswa pertama yang diwawancara adalah S20.
Berdasarkan analisis, dugaan tingkat berpikir S20 adalah TBK 0, TBK 2, atau TBK 3.
Setelah dilakukan wawancara, tingkat berpikir kreatif S20 dapat ditentukan dengan
jelas, yaitu TBK 3 (kreatif). S20 berada pada TBK 3 karena memenuhi dua komponen
berpikir kreatif yaitu kefasihan dan fleksibilitas. Siswa yang diwawancara berikutnya
yaitu S02 dan S40. Persalahan yang diberikan adalah MST, yang meminta siswa untuk
menghasilkan sebanyak-banyaknya cara yang mereka bisa, namun kedua siswa
tersebut hanya menghasilkan satu metode penyelesaian. Dugaan sementara adalah
kedua siswa tersebut tidak memahami petunjuk yang diberikan atau kedua siswa
tersebut hanya bisa menghasilkan satu metode penyelesaian. setelah dilakukan
wawancara, dapat ditentukan dengan jelas TBK yang dimiliki S02 dan S40 yaitu TBK
0. Berdasarkan hasil wawancara S02 dan S40 hanya bisa menghasilkan satu metode
penyelesaian. S02 dan S40 dikatgorikan dalam TBK 0 (tidak kreatif) karena tidak
memenuhi ketiga komponen berpikir kreatif.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tidak semua
tingkat berpikir kreatif ada di kelas IX G SMP Negeri 1 Bondowoso. Dari 5 tingkat
berpikir kreatif, 4 tingkat berpikir yang ada di kelas IX G SMP Negeri 1 Bondowoso,
yaitu 1 siswa dengan TBK 4 (sangat kreatif) , TBK 3 (kreatif) sebanyak 25 siswa,
TBK 1 (kurang kreatif) sebanyak 5 siswa, dan TBK 0 (tidak kreatif) sebanyak 9
siswa. Dengan persentase berturut-turut adalah 2,5%; 62,5%; 12,5%; dan 22,5%.
Siswa pada TBK 4 memenuhi 3 komponen berpikir kreatif, yaitu kefasihan,
fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan MST. Siswa pada TBK 3 hanya
memenuhi dua kompnen berpikir kreatif yaitu kefasihan dan kebaruan. Siswa pada
TBK 1 hanya memenuhi satu komponen berpikir kreatif yaitu kefasihan. Siswa pada
TBK 0 tidak dapat memenuhi semua komponen berpikir kreatif yaitu kefasihan,
fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan MST. | en_US |