Show simple item record

dc.contributor.authorDina Trias Paramita
dc.date.accessioned2013-12-11T02:04:59Z
dc.date.available2013-12-11T02:04:59Z
dc.date.issued2013-12-11
dc.identifier.nimNIM071510101026
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7876
dc.description.abstractTanaman kedelai selain bersimbiosis dengan Rhizobium juga dapat berasosiasi non-simbiotik dengan bakteri fotosintetik Synechococcus sp. Bakteri ini memiliki daya adaptasi yang luas termasuk pada lingkungan yang ekstrim. Bakteri ini dapat menjadi biofertilizer bagi tanaman bahkan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bakteri ini masih dapat menyumbang unsur hara N dari hasil fiksasi N2 di udara. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa asosiasi Synechococcus sp. dengan tanaman kedelai mampu meningkatkan aktivitas nitrogenase di daun dan hanya menurunkan 3,93 % bintil akar aktif. Namun demikian masih perlu dikaji seberapa besar laju absorbsi nitrogen oleh tanaman kedelai yang berasosisasi dengan Synechococcus sp. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji laju absorbsi nitrogen pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merill) yang berasosiasi non-simbiotik dengan bakteri fotosintetik Synechococcus sp. strain Situbondo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang peluang bakteri fotosintetik Synechococcus sp. strain Situbondo sebagai biofertilizer. Penelitian ini dilaksanakan di Green House dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian dimulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2010. Bahan utama yang digunakan adalah kedelai varietas Baluran dan bakteri fotosintetik Synechococcus sp. Strain Situbondo. Penelitian dilaksanakan dengan 5 perlakuan yaitu (P0 ) Tanaman tanpa disemprot dengan Synechococcus sp. (Kontrol); (P1 ) Tanaman disemprot dengan Synechococcus sp. satu kali pada saat inisiasi bunga (32 HST); (P2 ) Tanaman disemprot dengan Synechococcus sp. dua kali pada saat fase pertumbuhan eksponensial (21 HST) dan inisiasi bunga (32 HST); (P3 ) Tanaman disemprot dengan Synechococcus sp. dua kali pada saat inisiasi bunga (32 HST) dan pembentukan polong (38 HST) dan (P4 ) Tanaman disemprot dengan Synechococcus sp. tiga kali pada saat fase pertumbuhan eksponensial (21 HST), inisiasi bunga (32 HST) dan pembentukan polong (38 HST). Pengambilan data dilakukan 2 kali pada fase pertumbuhan yang berbeda yaitu pada T1 umur tanaman 28 HST dan T2 umur tanaman 60 HST. Parameter pengamatan meliputi N-total jaringan (%), N-ureida (μg N), N-α-amino (μg N), N-nitrat (μg N), Laju Absorbsi Nitrogen (% per hari), Persentase Bintil Akar Aktif (%), Panjang Akar (cm), Volume Akar (cm 3 ), Berat Kering Tanaman (g), Laju Pertumbuhan Relatif (g/g/hari), Kandungan klorofil (μmol/m 2 ), Berat biji per tanaman (g), Kandungan Protein Biji (%), Kadar Lengas Tanah (%), pH Tanah, Temperatur Tanah (°C), Kelembaban Udara (%) dan Temperatur Udara (°C). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 10 kali. Nilai rerata masing-masing perlakuan setiap parameter dibandingkan dengan nilai SEM (Standard error of the mean). Hasil penelitian menunjukkan bahwa asosiasi bakteri fotosintetik Synechococcus sp. pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merill) dapat meningkatkan laju absorbsi nitrogen harian dengan peningkatan tertinggi diperoleh dari aplikasi bakteri fotosintetik Synechococcus sp. 2 kali yaitu pada fase inisiasi bunga dan pembentukan polong sebesar 0,074 % per hari. Catatan : HST (hari setelah tanam)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071510101026;
dc.subjectTANAMAN KEDELAIen_US
dc.titleLAJU ABSORBSI NITROGEN PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merill) YANG BERASOSIASI DENGAN BAKTERI FOTOSINTETIK Synechococcus sp.en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record