| dc.description.abstract | Salah satu event yang ditampilkan untuk pengembangan budaya daerah adalah Banyuwangi Ethno Carnival. Event Banyuwangi Ethno Carnival menjadi salah satu acara utama sekaligus unggulan Pemerintah Banyuwangi. Realitas tersebut dapat dilihat dengan hadirnya Banyuwangi Ethno Carnival dalam agenda wisata Nasional, dilaksanakan secara teratur tiap tahun dengan mempertahankan konsepnya sejak awal dan memberikan dampak terhadap penghargaan kebudayaan nasional kepada Kabupaten Banyuwangi. Kesuksesan yang dicapai oleh Banyuwangi Ethno Carnival tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang terlibat. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkolaborasi dengan Manajemen Jember Fashion Carnival pada tahun 2011 dan 2012, serta bekerjasama dengan Instruktur Karnival Putra Asli Banyuwangi sebagai konsultan di tahun 2013 dan 2014. Pada kolaborasi tersebut Dewan Kesenian Blambangan juga dilibatkan sebagai pihak yang memberi pertimbangan untuk aspek budaya khas Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, yang dilaksanakan di empat lokasi, antara lain: (1) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi; (2) Manajemen Jember Fashion Carnival (3) Dewan Kesenian Blambangan dan (4) Instruktur Karnaval Putra Asli Banyuwangi. Sumber data penelitian ini menggunakan data primer yang didapat melalui wawancara dan observasi, serta menggunakan data sekunder yang didapatkan melalui dokumentasi dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini ditentukan menggunakan teknik sampling purposive. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan model analisis interaktif yang terbagi dalam tahap (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan Hasil penelitian ini adalah memperlihatkan bahwa proses Collaborative Governance yang diinisiasi oleh Bupati Banyuwangi, Azwar Anas dan mengamanahkan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi sebagai pelaksana. Kerjasama yang terjalin antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan Manajemen Jember Fashion Carnival dan Dewan Kesenian Blambangan terjalin melalui beberapa tahapan seperti dialog tatap muka, membangun trust, menjalin komitmen, membangun kesepahaman bersama hingga menghasilkan output kerjasama. Relasi yang terbangun antara Disbudparda Banyuwangi, Manajemen Jember Fashion Carnival, dan Dewan Kesenian Blambangan berlangsung hingga tahun 2012. Peran Manajemen Jember Fashion Carnival sebagai konsultan digantikan oleh Instruktur Karnaval Putra Asli Banyuwangi untuk pelaksanaan BEC 2013 dan 2014. Output dari proses kolaborasi dalam penyelenggaraan Banyuwangi Ethno Carnival menghasilkan beberapa tahapan antara lain, penentuan tema Banyuwangi Ethno Carnival, protoripe kostum peserta, sosialisasi peserta, musik pengiring Banyuwangi Ethno Carnival, audisi peserta, workshop Banyuwangi Ethno Carnival, show time Banyuwangi Ethno Carnival. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kolaborasi antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dengan stakeholder non-pemerintah dilaksanakan sejak tahun 2011. Pada awal kerjasama sempat muncul rasa tidak percaya antara Dewan Kesenian kepada Manajemen Jember Fashion Carnival terkait usaha untuk mempertahankan keaslian budaya. Kerjasama antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan Manajemen Jember Fashion Carnival terjalin hingga penyelenggaraan Banyuwangi Ethno Carnival 2012. Peran konsultan Manajemen Jember Fashion Carnival digantikan oleh Instruktus Karnaval Putra Asli Banyuwangi pada pelaksanaan karnaval 2013 dan 2014. Faktor Kebudayaan dan institusi menjadi salah satu hambatan membangun collaborative governance dalam Pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival. | en_US |
