Show simple item record

dc.contributor.advisorMIHARDJA, Paniman Ashna
dc.contributor.advisorDWI N., Suhartiningsih
dc.contributor.authorFAHMI, Achmad Nidom
dc.date.accessioned2017-01-11T03:14:17Z
dc.date.available2017-01-11T03:14:17Z
dc.date.issued2017-01-11
dc.identifier.nimNIM111510501144
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78444
dc.description.abstractPenyakit Antraknosa merupakan salah satu penyakit pasca panen penting pepaya yang dapat menurunkan mutu buah pepaya. Patogen yang menyebabkan penyakit tersebut adalah jamur Colletotrichum gloeosporioides. Penanganan penyakit ini tidak selamanya menggunakan pestisida, salah satu. upaya yang dapat dilakukan ialah dengan memanfaatkan potensi minyak atsiri sebagai anti jamur. Dalam penelitian ini memanfaatkan minyak atsiri yang berasal dari tanaman cengkeh, sereh wangi, kayu putih dan kayu manis dengan pemberian konsentrasi berbeda pada masing-masing minyak atsiri. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial antara jenis minyak atsiri yaitu minyak cengkeh, sereh wangi, kayu putih, kayu manis dan konsentasi dengan empat konsentasi yaitu 3%, 4%, 5% dan kontrol. Dilakukan dengan dua uji (uji in-vitro dan in-vivo). Pengamatan dilakukan setelah inokulasi setiap 3, 5, 7, dan 9 hari terhadap pertumbuhan luas koloni patogen C. gloeosporioides untuk uji in-vitro. Pada uji in-vivo pengamatan dilakukan terhadap keparahan penyakit buah pepaya dan pengamatan dihentikan apabila buah pada perlakuan kontrol menunjukkan gejala bercak menyeluruh dengan memenuhi seluruh permukaan buah. Dan pengamatan terahir dilakukan terhadap tekstur buah dengan menggunakan alat “Penetrometer”. Semua jenis minyak atsiri 100% mampu menghambat pertumbuhan patogen C. gloeosporioides pada uji in-vitro. Sedangkan pada uji in-vivo pengamatan keparahan penyakit menunjukkan jenis minyak atsiri cengkeh, sereh wangi, dan kayu putih efektif menekan keparahan penyakit antraknosa, berbanding terbalik dengan minyak atsiri kayu manis dalam menekan keparahan penyakit buah pepaya yang tidak begitu efektif. Hasil pengamatan terhadap tekstur buah, menunjukkan bahwa dengan pemberian aplikasi ke empat jenis minyak atsiri tekstur buah pepaya lebih keras apabila dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang tanpa aplikasi minyak atsiri. Sehingga dalam pengujian jenis pestisida nabati ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap para petani khususnya petani pepaya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries111510501144;
dc.subjectMinyak Atsiri Cengkehen_US
dc.subjectPenyakit Antraknosaen_US
dc.titlePENGARUH MINYAK ATSIRI CENGKEH, SEREH WANGI, KAYU PUTIH, DAN KAYU MANIS TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc) PADA MASA PENYIMPANAN BUAH PEPAYAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record