dc.description.abstract | Pertanian merupakan salah satu sektor kerja di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Permasalahan dalam penelitian ini adalah menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar kolinesterase darah pada petani jeruk Keecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang merupakan suatu penelitian dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Populasi dalam penelitian sebanyak 471 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah cluster random sampling, sehingga diperoleh sampel 23 orang. Teknik pengambilan data dengan pengukuran untuk kadar kolinesterase darah; kuesioner untuk usia, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, masa kerja, frekuensi penyemprotan, serta observasi untuk cara penyimpanan pestisida, penanganan paska penyemprotan sera penggunaan APD. Hasil penelitian lalu digambarkan dan dideskriptifkan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia 35-44 tahun sebanyak 8 orang, tingkat pendidikan terbanyak yaitu tamat SLTA sebanyak 9 orang (39,1%) kadar kolinesterase tidak normal sebanyak 2 orang (8,7%); sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan baik sebesar 21 orang (91,3%), 7 orang (30,4%) kadar kolinesterasenya tidak normal sedangkan tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 2 orang (8,7) 1 orang (4,4%) kadar kolinesterasenya tidak normal. Sebagian besar responden memiliki masa kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 11 orang dengan frekuensi penyemprotan 1-2 kali/bulan dan sesuai kebutuhan. Sebagian besar petani sebanyak 15 orang (65,2%) kadar kolinesterasenya masih normal daan sebanyak 8 orang (34,8%) kadar kolinesterasenya tidak normal. Beberapa faktor penyebab turunnya kadar kolinesterase yaitu usia, masa kerja, frekuensi penyemprotan serta APD. Semakin
ix
bertambahnya usia maka semakin semakin banyak pula pemaparan yang dialaminya, dengan bertambahnya usia seseorang maka fungsi metabolisme akan menurun. Semakin lama bekerja maka semakin sering juga kontak dengan pestisida sehingga risiko keracunan pestisida semakin tinggi. Semakin sering menyemprot maka paparan pestisida kedalam tubuh semakin banyak sehingga memungkinkan semakin besar untuk keracunan pestisida. Kurangnya kelengkapan APD juga merupakan penyebab keracunan yang sering terjadi pada responden. APD berguna dalam mencegah atau mengurangi sakit atau cidera. Pemakaian APD yang lengkap akan mencegah dari keracunan pestisida, karena APD dapat mencegah masuknya pestisida dalam tubuh. | en_US |