Show simple item record

dc.contributor.advisorARDIYANTO
dc.contributor.advisorANWAR
dc.contributor.authorARUDAM, Fauzi Rizal
dc.date.accessioned2016-11-18T01:05:14Z
dc.date.available2016-11-18T01:05:14Z
dc.date.issued2016-11-18
dc.identifier.nimNIM090910201058
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78054
dc.description.abstractUpaya pemerintah dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional dibidang kesehatan diantaranya tertuang pada Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (MDG’s). Menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan untuk mencapai suatu tujuan Negara. Untuk mewujudkan cita-cita Negara dalam mensejahterakan masyarakat dan pemenuhan derajat kesehatan yang optimal dimasyarakat, pemerintah membentuk suatu organisasi public yang bergerak dibidang kesehatan yang kemudian disebut Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pelayanan kesehatan yang diberikan. Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), Promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis kelamain dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Dari beberapa program Puskesmas diantaranya menyinggung tentang penanggulangan penyakit menular. Salah satu macam penyakit menular adalah penyakit ISPA. ISPA kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Penyakit ini biasanya banyak menyerang anak balita, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa dan lansia juga bisa terjangkit, faktor daya tahan dan kekebalan tubuh dari seseoranglah yang berpengaruh untuk melindungi dirinya dari penyakit ini. Untuk menanggulangi penyebaran penyakit tersebut, Puskesmas dituntut melakukan kegiatan penanggulangan penyakit menular (ISPA) dengan mengacu pada buku pedoman penanggulangan penyakit ISPA yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI tahun 2012. Didalamnya menguraikan 10 kegiatan pokok dalam penanggulangan penyakit ISPA. Dari kegiatan-kegiatan itulah peneliti mendeskripsikan peran puskesmas Panti, yang merupakan wilayah terbanyak angka kesakitan akibat ISPA di kabupaten Jember. Peneliti menggunakan pendekatan Kualitatif deskriptif. Penelitian bertempat di Puskesmas Kecamatan Panti Kabupaten Jember dengan melakukan wawancara terhadap informan yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini juga menggunakan data dokumen-dokumen Puskesmas Panti. Data yang diperoleh peneliti kemudian diolah dan dianalisis sebagai hasil dari penelitian. Peneliti menggunakan analisis data model interaktif berdasarkan Miles dan Huberman yaitu dengan melalui 3 tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan/verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran Puskesmas Panti dalam penanggulangan penyakit menular (ISPA) belum maksimal karena Puskesmas Panti hanya mampu melaksanakan 3 dari 10 kegiatan pokok penanggulangan penyakit ISPA. Tiga tahap tersebut diantaranya yaitu: Penemuan dan Tatalaksana Pneumonia Balita, Ketersediaan Logistik, Pencatatan dan Pelaporan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries090910201058;
dc.subjectPuskesmasen_US
dc.subjectPenyakit ISPAen_US
dc.subjectPenyakit Menularen_US
dc.titlePERAN PUSKESMAS DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR (Studi Kasus Tentang Penanggulangan Penyakit ISPA di Puskesmas Kecamatan Panti Kabupaten Jember)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record