dc.description.abstract | Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Salah satu model pembelajaran yang lebih
banyak melibatkan siswa untuk aktif selama proses pembelajaran adalah model
pembelajaran Reciprocal Teaching (RT). Penggunaan model RT akan menjadi
kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan aktivitasnya, khususnya aktivitas lisan
sehingga hasil belajar kognitifnya akan meningkat. Akan tetapi masih ada kelemahan
RT yaitu keterbatasan literatur yang dimiliki oleh siswa untuk tahap mengklarifikasi
jawaban. Kelemahan tersebut bisa diminimalisir dengan menambahkan metode baru
sehingga siswa tidak kembali terpaku dengan buku sebagai sumber belajar dalam
tahap klarifikasi jawaban. Model pembelajaran lain yang juga cocok dengan
pembelajaran IPA adalah model pembelajaran Problem based Learning (PBL) karena
dalam proses pembelajarannya peserta didik harus berbuat sesuatu, mengetahui dan
menemukan masalah kemudian memecahkan masalah tersebut. PBL masih memiliki kelemahan yaitu dalam tahap menemukan masalah.
Perpaduan RT dan PBL diharapkan akan memberikan pengalaman belajar
yang maksimal kepada peserta didik. Berdasarkan beberapa kelebihan masing-masing
strategi tersebut maka dikembangkan suatu model pembelajaran baru, yaitu model
pembelajaran REQUEST (Resume, Question, Investigation, Solution, Presentation)
dengan sintaks yang mengakomodir kelebihan model pembelajaran RT dan PBL. Pengembangan model pembelajaran REQUEST akan mencerminkan keterlibatan
siswa secara aktif yang nantinya akan melatih siswa untuk memberdayakan
keterampilan metakognisi dan juga meningkatkan retensi hasil belajar siswa.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran
REQUEST yang valid dan praktis serta memberdayakan keterampilan metakognitif
yang didukung dengan peningkatan retensi siswa.
Penelitian pengembangan ini mengacu pada model penelitian pengembangan
Borg and Gall (1983) sehingga dihasilkan produk berupa model pembelajaran
REQUEST. Model pembelajaran REQUEST terdiri dari tahap menyusun resume
sebelum kegiatan pembelajaran, menemukan masalah yang disusun dalam bentuk
pertanyaan, melakukan kegiatan investigasi untuk menyelesaikan masalah dan
mencari solusi terbaik dari hasil kegiatan investigasi untuk dipresentasikan di depan
kelas. Hasil validasi menunjukkan rerata persentase 80,77% dan 82,05% yang
menunjukkan bahwa model REQUEST telah valid dan didukung adanya respon
positif guru dan juga siswa setelah menggunakan model pembelajaran REQUEST.
Model pembelajaran REQUEST mampu meningkatkan keterampilan metakognisi siswa secara nyata ( P = 0,000) dengan perbedaan sebesar 8,11% dimana model
pembelajaran REQUEST memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan
pembelajaran multistrategi. Model pembelajaran REQUEST mampu memberdayakan
keterampilan metakognisi siswa karena melalui pembelajaran ini siswa dapat
mengembangkan kreativitasnya dalam mencari solusi dari permasalahan yang mereka
temukan serta memberi peluang bagi siswa untuk berpikir secara independen
Model pembelajaran REQUEST mampu meningkatkan retensi hasil belajar siswa tetapi tidak secara nyata ( P = 0,268). Retensi hasil belajar siswa yang
difasilitasi dengan model pembelajaran REQUEST hanya 3,68% lebih besar
dibandingkan retensi hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi pembelajaran
multistrategi. Rendahnya perbedaan tersebut dikarenakan kedua strategi pembelajaran
sama-sama memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa sehingga tingkat
retensi hasil belajar siswa cenderung sama. | en_US |