Show simple item record

dc.contributor.advisorSUSANTO
dc.contributor.advisorOKTAVIANINGTYAS, Ervin
dc.contributor.authorMASRULLYAH, Faiqotul Himmah Putri
dc.date.accessioned2016-11-17T02:41:40Z
dc.date.available2016-11-17T02:41:40Z
dc.date.issued2016-11-17
dc.identifier.nimNIM120210101006
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77947
dc.description.abstractProses berpikir merupakan proses tingkah laku untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu. Ketunarunguan ialah kekurangan atau kehilangan pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangan sehingga memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus. Dengan keterbatasan siswa tunarungu yang tidak bisa mendengar sering kali disertai ketidakmampuan berbicara menyebabkan mereka kesulitan dalam menerima pelajaran dan menyelesaikan soal. Bahasa yang digunakan siswa tunarungu sebagian besar merupakan bahasa isyarat yang berbeda dengan bahasa normal. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses berpikir siswa tunarungu. Pembelajaran matematika yang tepat adalah pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara konsep matematika dengan pengalaman siswa sehari-hari. Pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa belajar melalui materi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Intelegensi anak tunarungu dipengaruhi oleh tingkat kemampuan bahasanya, keterbatasan informasi, dan kiranya daya abstraksi anak, sehingga soal kontekstual yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari lebih dapat membantu siswa tunarungu memahami isi materi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripiskan proses berpikir siswa tunarungu yang kehilangan kemampuan mendengar lebih dari 90 dB ke atas (tidak dapat mendengar sama sekali) kelas VIII di SMPLB-B TPA Jember. Proses berpikir disesuaikan menurut Piaget yang meliputi disequilibrium, asimilasi, akomodasi dan equilibrium. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah soal kontekstual operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat positif, pedoman wawancara, validasi soal, dan validasi pedoman wawancara. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode wawancara. Soal tes terdiri dari 2 butir soal. Soal nomor 1 merupakan soal perkalian bilangan bulat positif, sedangkan soal nomor 2 merupakan soal pembagian bilangan bulat positif. Data yang dianalisis adalah data hasil tes dan hasil wawancara terhadap jawaban siswa. Sebelum pelaksanaan penelitian, instrumen terlebih dahulu divalidasi oleh 3 orang validator. Dari hasil validasi diperoleh nilai rerata total untuk semua aspek ( a V ) sebesar 4,4 baik pada butir soal nomor 1 maupun nomor 2 pada validasi soal dan 4,4 untuk validasi pedoman wawancara. Berdasarkan hal tersebut artinya instrumen valid dan dapat digunakan pada penelitian. Soal diberikan kepada dua orang siswa tunarungu kelas VIII SMPLB-B TPA Jember. Setelah dilakukan tes, selanjutnya dilakukan wawancara terhadap kedua subjek. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa subjek pertama (S1) belum mengalami disequilibrium dalam memahami soal baik soal nomor 1 maupun nomor 2. Disequilibrium terjadi saat S1 diminta menceritakan kembali soal nomor 1 dan 2. S1 mengalami akomodasi saat peneliti menanyakan apa yang diketahui pada soal nomor 1 juga saat menyelesaikan soal nomor 1 mengenai perkalian dan nomor 2a mengenai pembagian. S1 mengalami asimilasi saat peneliti menanyakan apa yang ditanyakan pada soal nomor 1, dan apa yang diketahui pada soal nomor 2. S1 juga mengalami asimilasi saat menyelesaikan soal nomor 2b. Equilibrium dialami S1 saat menyelesaikan soal nomor 1.Subjek kedua (S2) belum mengalami disequilibrium dalam memahami soal baik soal nomor 1 maupun nomor 2. S2 mengalami disequilibrium pada saat S2 diminta menyebutkan apa yang ditanyakan pada soal nomor 1 dan 2. S2 mengalami akomodasi saat S2 menyelesaikan soal nomor 2b. S2 mengalami asimilasi saat peneliti meminta S2 untuk menceritakan kembali soal nomor 1 dan nomor 2, meskipun S2 hanya mampu menyebutkan apa yang diketahui pada soal berdasarkan ingatan S2. Asimilasi juga dialami saat S2 menyebutkan apa yang diketahui pada soal dan pada saat menyelesaikan soal nomor 1. Equilibrium dialami S1 saat menyelesaikan soal nomor 2a dengan menggunakan 2 cara penyelesaian.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries120210101006;
dc.subjectProses Berpikiren_US
dc.subjectSiswa Tunarunguen_US
dc.subjectSoal Kontekstualen_US
dc.titlePROSES BERPIKIR SISWA TUNARUNGU DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT KELAS VIII SMPLB-B TPA JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record