STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI TAPAI DI KABUPATEN BONDOWOSO
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi ketela pohon dan ketersediaan dalam mensuplai bahan baku agroindustri tapai, nilai tambah yang diciptakan agroindustri tapai, serta distribusi marjin pemasaran dan bagian harga yang diterima petani ketela pohon maupun pengolah tapai pada masing masing saluran pemasaran. Daerah penelitian ditentukan dengan sengaja di desa Wringin Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso yang merupakan darah sentra agroindustri tapai tradisional di Kabupaten Bondowoso. Pengambilan sampel untuk pengolah tapai dilakukan secara sensus yaitu keseluruhan pengolah tapai (52 unit usaha) dan sampel petani dilakukan dengan dengan cara acak sederhana (30 responden) di desa Wringin, sedangkan sampel untuk pedagang dilakukan dengan snowball sampling, Analisis yang digunakan adalah analisis diskriptif, analisis nilai tambah agroindustri tapai, dan analisis marjin pemasaran. Sedang untuk menentukan strategi pengembangan digunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan bahan baku di wilayah Wringin dapat dipenuhi oleh petani setempat. Permasalahannya bahwa masa tanam ketela pohon adalah 8 bulan, ketersediaan bahan baku terjadi pada masa sekitar 4 bulan (muslin panen). Untuk konsumsi bahan baku tapai, hampir semua petani ketela pohon menjual hasilnya kepada pedagang penebas, karena pedagang berkepentingan untuk menyediakan bahan baku tapai yang masih segar. Dan para pedagang menjual ke pengolah tapai dengan cara kredit (4 kali). Terutama bagi pengolah dengan skala usaha kecil sampai menengah.
Collections
- MT-Management [538]