dc.description.abstract | tigma dan diskriminasi dapat menghambat upaya pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS
dan menimbulkan dampak psikologis yang dapat menurunkan kualitas hidup klien HIV/
AIDS. Model rehabilitasi klien HIV/AIDS berbasis komunitas dapat digunakan sebagai
pendekatan atau strategi untuk mengatasi permasalahan stigma dan deskriminasi HIV/
AIDS. Pengembangan model memerlukan identifikasi status psikologis pasien seperti
dukungan keluarga, tingkat depresi, dan kualitas hidup. Penelitian dilakukan terhadap 11
orang pasien HIV/AIDS yang terdiagnosa di klinik VCT Puskesmas Tanggul Jember.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan kuesioner WHO QOL-BREF untuk mengukur kualitas hidup, Beck depression
inventory (BDI) II untuk menilai tingkat depresi, dan kuesioner dukungan keluarga.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2015. Data dianalisa secara
deskriptif dalam bentuk persentase dan rerata. Hasil penelitian menunjukan 54,5% mendapat
dukungan keluarga dalam kategori baik dan 45,5% mendapatkan dukungan keluarga dalam
kategori kurang. Berdasarkan tingkat depresi, sebagian besar responden memiliki tingkat
depresi dalam kategori minimal atau normal yaitu sebanyak 72,7%, sedangkan 18,2%
mengalami depresi ringan dan 9,1% memiliki tingkat depresi sedang. Nilai rerata untuk
kualitas hidup adalah 61,3. Hasil penelitian mengindikasikan pentingnya memasukan aspek
psikososial dalam pengembangan model rehabilitasi klien HIV/AIDS antara lain dengan
penyediaan fasilitas konseling psikologis, self help group, social support group dan
pelibatan peran keluarga. | en_US |