Show simple item record

dc.contributor.authorIlham, Mochamad
dc.date.accessioned2016-09-09T06:49:00Z
dc.date.available2016-09-09T06:49:00Z
dc.date.issued2016-09-09
dc.identifier.isbn978-602-258-382-0
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77012
dc.description.abstractMemasuki era milenium kedua, keadaan seni pertunjukan rakyat di berbagai daerah di Indonesia mengalami kemunduran yang signifikan karena sejumlah alasan. Mudahnya akses masyarakat terhadap media-media hiburan baru yang relatif murah dan lebih menarik adalah salah satu di antaranya. Wayang orang, ketoprak, topeng dalang, praburoro, kentrung, jemblung, dan ludruk, misalnya, merupakan seni pertunjukan rakyat Jawa yang nyaris mengalami kepunahan total karena tidak mampu mengikuti dinamika perkembangan zaman. Semakin melemahnya daya tahan masyarakat di berbagai daerah dalam mempertahankan nilai-nilai kebudayaannya merupakan konsekuensi dari persaingan yang tidak berimbang antara budaya lokal ketika berhadapan dengan budaya global. Namun demikian, di tengah kabar buruk tersebut masih terdapat sebuah teater rakyat yang masih mampu bertahan, bahkan mengalami penguatan, yakni seni Janger Banyuwangi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectJANGERen_US
dc.subjectbanyuwangien_US
dc.titleMULTIBAHASA: STRATEGI BERTAHAN SENI PERTUNJUKAN JANGER BANYUWANGIen_US
dc.typeProsidingen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record