Show simple item record

dc.contributor.authorMuhamad, Abu Bakar Ramadhan
dc.date.accessioned2016-09-09T06:05:08Z
dc.date.available2016-09-09T06:05:08Z
dc.date.issued2016-09-09
dc.identifier.isbn978-602-258-381-3
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76994
dc.description.abstractMakalah ini membahas nasionalisme gaya fashion, sebentuk ekspresi identitas dalam Trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk (selanjutnya disingkat RDP). Nasionalisme secara umum dimaknai suatu ikatan yang mempersatukan sekelompok manusia berdasar kesamaan identitas sebagai suatu bangsa. Fashion dimaknai dalam fungsi retorisnya sebagai artefak budaya yang menandai konstruksi komunikasi, tidak hanya tentang gaya hidup, tetapi juga merambah penafsiran identitas. Konsep tentang gaya sendiri merujuk pada ekspresi atau sumber sikap bahwa ketidakmampuan manusia bertindak instinktif selalu diimbangi dengan kemampuan belajar menguasai objekobjek (terutama) bersifat fisik, yang menghadirkan varian mentalistas. Kemampuan belajar ini dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berpikir simbolik. Ekspresi atau sikap. Oleh karenanya, dipahami layaknya aktivitas penciptaan ataupun aksi melakukan sesuatu sebagai pengondisian ruang-ruang. Pembahasan tentang nasionalisme gaya fashion, dengan demikian, a) tidak lepas dari konteks seremoni, b) terikat pada pergeseran nilai epistemologi, c) kehadiran bentuk refleksivitas khusus, yang melaluinya identitas nasionalisme yang khas bisa terwujud, yang menurut Pemberton (2003:85) “bisa memberikan suatu perasaan adanya budaya”.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectNASIONALISME FASHIONen_US
dc.subjectPASCAKOLONIALen_US
dc.subjectRONGGENG DUKUH PURUKen_US
dc.titleNASIONALISME FASHION: EKSPRESI IDENTITAS PASCAKOLONIAL DALAM NOVEL TRILOGI RONGGENG DUKUH PURUK KARYA AHMAD TOHARIen_US
dc.typeProsidingen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record