dc.description.abstract | Dalam masyarakat multietnik, perbedaan kultur bisa menimbulkan
masalah komunikasi yang pelik. Dalam skala besar dan atmosfer tinggi,
masalah itu bisa berkembang menjadi konflik fisik berdarah, seperti yang
terjadi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah tahun 1997, antara etnik
Dayak dan Madura, akibat saling menebalnya pembutaan diri (blindfoldness)
atas kultur di antara kedua komunitas tersebut (Andianto, 2002). Dalam
skala kecil dan atmosfer rendah, masalah itu biasa mengakibatkan konflik
psikologis, sebagaimana dirasakan dan dikeluhkan oleh banyak guru
sekolah dasar dan orang-orang etnik Jawa di Kabupaten Jember, Lumajang,
Probolinggo, Bondowoso, dan Situbondo. | en_US |