dc.description.abstract | Pembelajaran fisika di SMK termasuk dalam kategori kelompok program
adaptif, akan tetapi siswa SMK lebih menyukai kegiatan praktek atau program
produktif, daripada mata pelajaran adaptif. Secara umum pembelajaran fisika di SMK
menggunakan model kooperatif dan demonstrasi, sehingga aktivitas belajar dan hasil
belajar fisika siswa kurang maksimal. Oleh karena itu, diperlukan model
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan sesuai dengan hakikat
fisika yaitu pembelajaran fisika terdiri dari proses dan produk, salah satunya dengan
model inkuiri terbimbing. Selain itu, kemajuan teknologi menuntut pemanfaatan
media berbasis komputer dalam proses pembelajaran, salah satunya software circuit
wizard karena simbol gambar pada software ini sama dengan simbol gambar
komponen rangkaian listrik, dan software ini dapat menampilkan simulasi hasil
pengukuran arus (I) dan tegangan (V) listrik, sehingga proses pembelajaran tentang
rangkaian listrik dapat lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu penerapan model
inkuiri terbimbing dan software circuit wizard diperkirakan dapat dijadikan sebagai
alternatif dalam pembelajaran fisika, diharapkan aktivitas dan hasil belajar fisika
siswa menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan aktivitas
belajar fisika siswa pada kelas eksperimen; 2) mengkaji pengaruh model inkuiri
terbimbing dengan software circuit wizard terhadap hasil belajar fisika; dan 3)
mengkaji hubungan antara aktivitas belajar fisika siswa pada kelas eksperimen.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMK
Negeri 2 Jember pada 6 sampai 29 Oktober 2015. Sampel penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas terhadap populasi dengan metode cluster random
sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest-only control design.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dokumentasi,
dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian pertama adalah Uji Independent Sample T-test (uji parametrik) dan Uji
Mann-Whitney Test (uji non-parametrik) sedangkan untuk menguji hipotesis
penelitian kedua dengan Uji Korelasi Produk Moment Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas belajar dari hasil
observasi selama proses pembelajaran tiga pertemuan adalah sebesar 82,31% dengan
kriteria aktif. Persentase terbesar pada motor activities sebesar 90,95% dan terendah
pada oral activities sebesar 76,34%. Selain itu, untuk perbedaan hasil belajar antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar kognitif, psikomotor, dan afektif dengan nilai Sig.(2-tailed)
lebih kecil dari α = 0.05 yaitu 0.000 (kognitif - Uji Independent Sample T-test), 0.000
(psikomotor - Uji Mann-Whitney Test) dan 0.023 (afektif - Uji Independent Sample
T-test), maka H0 ditolak, Ha diterima. Sedangkan untuk hubungan antara aktivitas
dengan hasil belajar fisika kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai koefisien
korelasi sebesar 0.533, sehingga ada korelasi antara aktivitas belajar dan hasil belajar
dengan kriteria kekuatan korelasi cukup berarti atau sedang dan arah korelasi positif.
Nilai Sig.(2-tailed) untuk korelasi aktivitas dan hasil belajar sebesar 0.002 atau <
0.05, maka H0 ditolak, Ha diterima.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian ini
adalah: (1) persentase rata-rata ketercapaian aktivitas belajar siswa kelas eksperimen
adalah sebesar 82,31 % dengan kriteria aktif, (2) model inkuiri terbimbing (guided
inquiry) dengan software circuit wizard berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar
pada materi hukum kelistrikan di SMK, dan (3) terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar pada kelas eksperimen | en_US |