Show simple item record

dc.contributor.advisorHandayani, Baiq Lily
dc.contributor.authorRIZKAH, Jamiliatur
dc.date.accessioned2016-08-18T01:48:39Z
dc.date.available2016-08-18T01:48:39Z
dc.date.issued2016-08-18
dc.identifier.nim120910302026
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76570
dc.description.abstractMasyarakat Dusun Mandigu Desa Suco banyak yang tidak terserap sebagai buruh perkebunan di PTPN XII Afdeling Mandigu sejak tahun 2009. Hal ini menyebabkan masyarakat, pada tahun-tahun berikutnya berinisiatif untuk mulai membuka lahan hutan dan bercocok tanam, dengan menjadi petani pengelola lahan tetelan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mobilitas sosial yang terjadi pada petani tetelan di Gunung Mandigu Desa Suco Kecamatan Mumbulsari Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis mobilitas sosial yang terjadi pada petani tetelan di Gunung Mandigu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan setting penelitian lokasi Dusun Mandigu, dan obyek penelitian petani tetelan. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Untuk memperoleh keabsahan data, dilakukan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan pembuatan abstraksi dan kategorisasi data yang melalui penafsiran data dengan konsep-konsep yang sesuai untuk kemudahan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, petani tetelan di Gunung Mandigu mengalami suatu mobilitas sosial vertikal ke atas. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada mereka. Sebelum menjadi petani tetelan, mereka bekerja sebagai buruh tani, buruh perkebunan, kuli bangunan, pedagang kayu bakar dan pedagang motor bekas. Selain menjadi buruh dan pedagang, masyarakat ini berperan sebagai penyedia jasa, yaitu tenaga dan pikiran, bekerja pada orang lain dan sesuai kebutuhan orang lain. Setelah menjadi petani tetelan petani bekerja di lahan sendiri. Petani juga menggunakan jasa dari orang lain sebagai buruh Semenjak menjadi petani tetelan, terjadi perubahan dalam banyak hal, dari segi pekerjaan, penghasilan, status ekonomi dan sosial, bahkan prinsip hidup. Jika dulu sebelum menjadi petani tetelan mereka hanya bekerja dan mendapat upah, kemudian dari upah tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Namun setelah menjadi petani tetelan, menjadi penganut prinsip petani subsisten atau safety-first. Petani tetelan tidak menjual seluruh hasil panennya, melainkan menyimpannya untuk persediaan makan mereka hingga panen berikutnyaen_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMOBILITAS SOSIALen_US
dc.subjectPETANI TETELANen_US
dc.titleMOBILITAS SOSIAL PETANI TETELAN DI GUNUNG MANDIGU KECAMATAN MUMBULSARI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record