dc.description.abstract | Proses berpikir analogi merupakan proses atau aktivitas berpikir yang mengaitkan kesamaan antara pengetahuan yang sudah dimiliki dengan masalah yang dihadapi. Pengetahuan yang sudah dimiliki ini akan menjadi dasar pengembangan matematika dan pemecahan masalah yang ada. Kemampuan berpikir analogi akan mengantarkan ke penemuan berikutnya yang akan sangat bermanfaat bagi masa depan bangsa. Kemampuan berpikir analogi sangat penting dalam membentuk perseptif dan menemukan pemecahan masalah. Penelitian ini dilakukan pada kelas X Multimedia karena siswa pada kelas ini cukup kesulitan dalam menyelesaikan masalah mengenai bab geometri. Sehingga diperlukan cara berpikir analogi untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal geometri. Maka dari itu, dilakukan penelitian mengenai proses berpikir analogi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses berpikir analogi siswa kelas X Multimedia pada salah satu materi geometri yakni bahasan jarak titik, garis, dan bidang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir analogi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen peneilitan yang telah divalidasi terlebih dahulu. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal dan pembahasan tes berpikir analogi, rubrik penilaian berpikir analogi, dan pedoman wawancara. Materi yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kurikulum 2013 yaitu pada pokok bahasan Geometri subpokok bahasan jarak titik, garis, dan bidang. Subjek pada penelitian ini yaitu 4 siswa kelas X SMK Negeri 2 Jember. Penelitian ini dilakukan pada kelas X Multimedia karena siswa pada kelas ini cukup kesulitan dalam menyelesaikan masalah mengenai bab geometri. Sehingga diperlukan cara berpikir yang berbeda untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal geometri. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 8-19 April 2016. Metode pengumpulan data penelitian meliputi metode dokumentasi, tes, dan wawancara.
Metode Tes merupakan tahap awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Tes berpikir analogi diberikan pada semua siswa dikelas X Multimedia. Kemudian dilanjutkan dengan metode wawancara. Metode pengambilan subjek wawancara dilakukan dengan snowball throwing hingga peneliti mendapatkan data yang telah dianggap jenuh. Kriteria data jenuh dalam penelitian ini adalah ketika siswa menyelesaikan soal tes berpikir analogi pada tes tulis sesuai dengan hasil wawancara.
Setelah dianalisis, diperoleh bahwa beberapa siswa tersebut cenderung memiiki proses berpikir analogi. Beberapa siswa tersebut memenuhi komponen-komponen berpikir analogi yakni Encoding, Inferring, Mapping, dan Applying. Pada komponen Encoding siswa cenderung mampu mengidentifikasi masalah sumber dan masalah target dengan tepat dengan menyebutkan hal-hal yang diketahui dari soal. Pada komponen Inferring siswa cenderung mampu menemukan hubungan rendah atau memecahkan masalah sumber menggunakan cara yang berbeda pada masing-masing soal. Pada komponen ketiga yaitu Mapping dimana siswa cenderung mampu menemukan hubungan yang lebih tinggi atau menyelesaikan masalah target berdasarkan masalah sumber dengan cara melihat hubungan antara bangun datar pada masalah sumber dan bangun ruang pada masalah target. Sedangkan komponen terakhir yaitu Applying, siswa cenderung mampu menerapkan penyelesaian yang sesuai untuk masalah target berdasarkan hubungan yang telah ditemukan sebelumnya hingga menyimpulkan jawaban yang tepat | en_US |