dc.description.abstract | Berdasarkan hasil wawancara terbatas yang telah dilakukan dengan guru IPAfisika
kelas X di SMA Muhammadiyah 3 Jember, menyatakan bahwa hasil belajar
fisika siswa masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil ulangan harian
yang diperoleh siswa, sebanyak 32% siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 75. Permasalahan lain metode yang sering
digunakan guru adalah metode ceramah, diskusi, dan penugasan. Pembelajaran fisika
yang dilakukan masih berorientasi pada guru sehingga siswa cenderung hanya
menerima materi yang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang
aktif dan kurang minat dalam belajar. Pembelajaran fisika yang pada hakikatnya lahir
dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen tidak
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, hal tersebut dikarenakan metode
eksperimen hanya sesekali digunakan, akibatnya keterampilan berpikir kritis siswa
masih digolongkan dalam tingkatan rendah karena siswa tidak mengalami dan
menemukan sendiri fakta yang terjadi. Sehingga alternatif solusi penelitian ini
menggunakan model problem based instruction disertai teknik probing-propmting.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh model problem
based instruction disertai teknik probing-prompting terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa, mendeskripsikan pengaruh model problem based instruction disertai
teknik probing-prompting terhadap kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap siswa pada mata pelajaran fisika di SMA Muhammadiyah 3 Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA
Muhammadiyah 3 Jember. Sebelum menentukan sampel, dilakukan uji homogenitas
terhadap populasi kelas X sebanyak 4 kelas dan diambil 2 kelas sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Penentuan sampel penelitian menggunakan cluster
random sampling. Desain penelitian menggunakan post-test control group. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi tes, observasi, dokumentasi, dan
wawancara. Sumber data berasal dari penilaian oleh peneliti, penilaian observer, dan
post-test. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis independent sample ttest
dengan bantuan program SPSS 16.
Berdasarkan hasil analisis keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh nilai
rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen sebesar 70,88 dan
kelas kontrol sebesar 50,59. Adapun hasil keterampilan berpikir kritis berdasarkan
hasil analisis independent sample t-test diperoleh ttest sebesar 0,000. Nilai signifikansi
0,000 ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya hasil analisis hasil belajar
yaitu kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap siswa. Kompetensi
keterampilan siswa dapat dikategorikan tinggi dengan nilai sebesar 81,84.
Kompetensi sikap siswa pada kelas eksperimen dapat dikategorikan tinggi dengan
nilai sebesar 79,81 sedangkan kelas kontrol dalam kategori sedang dengan nilai
sebesar 70,30. Berdasarkan hasil analisis di atas maka kesimpulan pada penelitian ini
adalah: (1) Model problem based instruction disertai teknik probing-prompting
berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada mata
pelajaran fisika di SMA Muhammadiyah 3 Jember; (2) Kompetensi keterampilan
siswa dapat dikategorikan baik pada pembelajaran fisika di SMA Muhammadiyah 3
Jember dengan menggunakan model problem based instruction disertai teknik
probing-prompting; dan (3) Kompetensi sikap siswa kelas yang menggunakan model
problem based instruction disertai teknik probing-prompting lebih baik dibandingkan
dengan kelas yang tidak menggunakan model problem based instruction disertai
teknik probing-prompting pada pembelajaran fisika di SMA Muhammadiyah 3 Jember | en_US |