dc.description.abstract | Jumlah penduduk lanjut usia di dunia menurut WHO pada tahun 2010 sebesar 524 juta orang atau sekitar 8% dari penduduk dunia. Sedangkan pada tahun 2050, populasi lansia diperkirakan hampir tiga kali lipat menjadi sekitar 1,5 miliar, yaitu sekitar 16% dari populasi dunia. Pertambahan jumlah penduduk lansia lebih cepat terjadi pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah lansia tinggi di Indonesia yaitu sebesar 9,36% atau sekitar 2,7 juta jiwa (BPS Jawa Timur, 2012). Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan jumlah penduduk lansia sebesar 656.952 jiwa atau sekitar 23,46% dari jumlah penduduk Kabupaten Jember (BPS Kabupaten Jember, 2012).
Peningkatan jumlah penduduk lansia akan membawa dampak terhadap berbagai kehidupan, baik bagi individu lansia, keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Dampak utamanya adalah peningkatan angka ketergantungan lansia yang disebabkan oleh kemunduran fisik, psikis, dan sosial lansia. Akan tetapi, pengaruh yang muncul akibat perubahan tersebut apabila tidak teratasi dengan baik, cenderung akan mempengaruhi kehidupan dan kesehatan lansia, seperti rentan terhadap penyakit yang bersifat akut atau kronis. Masyarakat barat lebih menggunakan pemikiran realistis yang menganggap bahwa dengan tinggal di panti werdha lansia akan memperoleh apa yang tidak dapat diberikan oleh anaknya misalnya kegiatan sosial dengan orang sebaya yang saling mengerti. Untuk mengatasi permasalahan di atas lansia bisa tinggal di panti werdha.
Sedangkan budaya di Indonesia, tinggal di panti werdha merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh sebagian besar lansia. Adanya perbedaan sosio-kultural di dalam panti werdha, mengharuskan lansia untuk beradaptasi di mana hal tersebut akan berpengaruh dalam menilai dirinya sendiri yang disebut konsep diri yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap status kesehatan lansia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep diri lansia yang tinggal di UPT PSLU Jember atas keputusan sendiri. Studi ini dilakukan pada 26 Februari 2016 sampai 29 April 2016 dan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang berdasarkan pada data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan karakteristik variabel yang diteliti, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan konsep diri lansia yang tinggal di panti werdha atas keputusan sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah 65 lansia yang tinggal di UPT PSLU Jember atas keputusan sendiri. Sampel minimal yang dapat mewakili dalam penelitian ini adalah 40 lansia. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsep diri lansia yang tinggal di panti werdha UPT PSLU Jember dapat diketahui bahwa karaterikstik responden penelitian berdasarkan usia mayoritas >65 tahun. Lansia perempuan lebih banyak daripada lansia laki-laki. Lansia yang tinggal di UPT PSLU Jember dengan keputusan sendiri sebagian besar beragama islam. Mayoritas responden memiliki status pernikahan janda / duda (mati). Status pendidikan terakhir responden sebagian besar tamatan sekolah dasar.
Komponen konsep diri terdapat lima, yaitu identitas diri, citra diri, ideal diri, harga diri, dan peran. Identitas diri responden sebagian besar memiliki identitas diri yang positif. Lansia yang memiliki identitas diri positif adalah lansia yang rata-rata lansia yang selalu aktif mengikuti kegiatan di panti. Citra diri yang dimiliki responden mayoritas memiliki citra diri yang positif. Responden yang memiliki citra diri positif telah memahami akan perubahan fisik maupun psikis pada dirinya karena faktor penuaan dan melihat satu sama lain sebagai teman hidup bersama dan seperjuangan di panti. Ideal diri responden mayoritas memiliki ideal diri yang positif. Responden yang memiliki ideal diri yang positif merasa bangga dengan kehidupannya yang sekarang, tidak merasa menjadi orang yang gagal, dan memiliki harapan dan cita-cita menjadi orang tua yang lebih baik. Harga diri yang dimiliki responden mayoritas memiliki harga diri yang positif. Responden yang memiliki harga diri yang positif tidak merasa berkecil hati, percaya diri, dan tetap bersyukur karena diusianya yang lanjut masih ada yang merawat. Peran yang dimiliki responden mayoritas memiliki peran yang positif. Responden yang memiliki peran positif memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sekitar, sebagai teman yang baik bagi sesama teman panti, sebagai lansia yang sopan dan sabar. Konsep diri yang dimiliki lansia yang tinggal di UPT PSLU Jember dengan keputusan sendiri mayoritas memiliki konsep diri yang positif. Responden merasa bahwa dirinya senang hidup di UPT PSLU Jember, tidak merasa takut dan khawatir dengan perubahan dan penurunan kondisi fisik yang dialaminya, merasa bangga dengan kehidupannya, tidak merasa malu dan minder.
Saran yang dapat diberikan peneliti adalah UPT PSLU Jember perlu memodifikasi atau menambah program-program bimbingan fisik maupun rohani kepada lansia melalui kegiatan-kegiatan rutin. Lansia hendaknya lebih memfokuskan pada apa yang dapat dilakukan sekarang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan produktif, sehingga lansia merasa bahwa dirinya bukanlah beban tambahan bagi siapapun karena masih bisa berkontribusi di lingkungan sosialnya terutama bagi dirinya sendiri, sehingga status konsep diri lansia yang positif dapat dipertahankan dan ditingkatkan. | en_US |