PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS INTERAKSI DI PTPN XII SURABAYA ATASAN- BAWAHAN TERHADAP KINERJA MELALUI PERILAKU BEKERJA KARYAWAN
Abstract
PT Perkebunan Nusantara XII sebagai salah satu perusahaan yang bergerak pada sektor perkebunan dengan status Perseroan Terbatas. Masalah utama yang harus dituntaskan di PT Perkebunan Nusantara XII dewasa ini adalah penerapan budaya organisasi yang berbasis kompetensi. Adanya kompetensi merupakan tolak ukur dalam pencapaian GCG. Setiap perusahaan BUMN dituntut untuk menjalankan prinsip-prinsip GCG agar bisa mencapai kinerja yang kompetitif. Tujuan penelitian ini antara lain untuk menganalisis pengaruh karakteristik pekerjaan, budaya organisasi dan interaksi atasan dan bawahan terhadap kinerja karyawan terhadap perilaku bekerja dan kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara XII Surabaya. Penelitian ini termasuk explanatory research. Lokasi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Kantor di PT. Perkebunan Nusantara XII Surabaya. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karyawan di PT. Perkebunan Nusantara XII Surabaya sebanyak 300 orang. Sampel penelitian sebanyak 90 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh positif terhadap perilaku bekerja dan kinerja karyawan. Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap perilaku bekerja dan kinerja karyawan. Interaksi atasan - bawahan berpengaruh positif terhadap perilaku bekerja dan kinerja karyawan. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa Karakteristik pekerjaan (X1) berpengaruh positif terhadap perilaku bekerja karyawan di PTPN XII Surabaya (Z). Hal ini disebabkan karena karakteristik pekerjaan karyawan PTPN XII Surabaya dilakukan pada secara baik dan mampu memberikana arahan sehingga menimbulkan perilaku yang baik pula bagi karyawan. Budaya organisasi (X2) berpengaruh positif terhadap perilaku bekerja karyawan di PTPN XII Surabaya (Z). Hal itu dikarenakan dalam melakukan pekerjaan, karyawan KPP Jember telah memiliki standar dan prosedur yang telah ditetapkan oleh KPP Jember. Oleh karena itu, budaya organisasi yang lebih mendasari perilaku individu berperanan terlalu besar bagi perilaku bekerja. Interaksi atasan - bawahan (X3) berpengaruh positif terhadap perilaku bekerja karyawan di PTPN XII Surabaya (Z). Interaksi atasan-bawahan berkualitas tinggi maka seorang atasan akan berpandangan positif terhadap bawahannya sehingga bawahannya akan merasakan bahwa atasannya banyak memberikan dukungan dan motivasi. Apabila interaksi atasan-bawahan berkualitas rendah, maka seorang atasan akan lebih sedikit menaruh perhatian pada bawahannya. Karakteristik pekerjaan (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PTPN XII Surabaya (Z). Hal ini disebabkan karena karakteristik pekerjaan yang diukur dengan Skill variety (variasi keterampilan) yang merupakan suatu keterampilan dan bakat yang berbeda dari karyawan, Task identity (identitas tugas) dan Task significance (signifikasi tugas) merupakan kontribusi terhadap kinerja. Budaya organisasi (X2) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PTPN XII Surabaya (Z). Karyawan yang memiliki budaya organisasi tetap harus dilandasi moral dan etika yang ditetapkan oleh kantor PTPN XII Surabaya sehingga kinerja meningkat. Interaksi atasan - bawahan (X4) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PTPN XII Surabaya (Z). Seorang atasan akan berpandangan positif terhadap bawahannya sehingga bawahannya akan merasakan bahwa atasannya banyak memberikan dukungan dan motivasi sehingga kinerja karyawan juga meningkat. Perilaku bekerja karyawan di PTPN XII Surabaya (Z) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PTPN XII Surabaya (Y). Hal ini dikarenakan karyawan ada birokrasi yang membatasi fungsi-fungsi organisasi dan mempunyai kepekaan yang tinggi untuk membantu rekan kerja yang membutuhkan pertolongan, karena perilaku ini merupakan perilaku kerja hanya terkait pada tugas formalnya dengan mengharapkan pengakuan atau kompensasi dan memberikan kontribusi bagi keefektifan organisasi. Saran yang dapat diberikan penelitian selanjutnya dapat mengukur variabel dengan persepsi yang lain, terutama persepsi atasan (supervisor dan manager), dengan tujuan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel-variabel lain, sebagai variabel perilaku bekerja, misalnya customer’s charter, gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional, Selain itu dapat menggunakan tehnik sampling yang lain. Penelitian ini hanya fokus pada PTPN XII Surabaya sehingga masih terbuka peluang meneliti PTPN lain agar dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih luas cakupnya.
Collections
- MT-Management [539]