Show simple item record

dc.contributor.authorDimas Bagus Prabowo
dc.date.accessioned2013-12-10T07:35:30Z
dc.date.available2013-12-10T07:35:30Z
dc.date.issued2013-12-10
dc.identifier.nimNIM041510401060
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7575
dc.description.abstractPenggunaan pestisida kimiawi di tingkat petani pada pertanaman padi, pada sekitar dua dasawarsa pasca implementasi PHT diduga masih menjadi pilihan utama petani dan perkembangan OPT utama pada tanaman padi masih cukup tinggi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui status keberadaan OPT padi dan penggunaan pestisida di tingkat petani serta sejauh mana petani masih menerapkan prinsip- prinsip PHT. Penelitian dilakukan pada pertanaman padi musim kemarau di kabupaten Bojonegoro dan kabupaten Ngawi propinsi Jawa Timur. Pada setiap kabupaten dipilih dua desa contoh yaitu desa Mulyorejo kecamatan Balen dan Ngraho kecamatan Kalitidu (kabupaten Bojonegoro) serta desa Dawu kecamatan Paron dan Klitik kecamatan Geneng (kabupaten Ngawi). Lahan pertanaman padi yang menjadi obyek penelitian dibedakan antara lahan yang dikelola oleh petani SLPHT dan non SLPHT. Pengumpulan data di lahan pertanaman padi meliputi keberadaan OPT (hama dan penyakit) yang dominan, kepadatan populasi dan atau intensitas serangan OPT serta jenis atau varietas padi yang ditanam. Penilaian terhadap kinerja petani dalam menerapkan prinsipprinsip PHT pada pengendalian OPT dilakukan melalui wawancara dengan petani responden menggunakan kuisioner. Petani responden juga dibedakan antara petani SLPHT dan non SLPHT yang jumlahnya masing-masing 25 responden untuk setiap desa. Penentuan kepadatan populasi hama di lahan pertanaman dilakukan menggunakan metode nisbi dan metode mutlak. Berdasarkan jenis hama yang ditemukan, metode nisbi digunakan untuk menentukan kepadatan populasi wereng batang coklat (WBC) dan metode mutlak untuk menentukan kepadatan populasi penggerek batang padi putih (PBP). Wereng diperangkap menggunakan jaring serangga dengan gerakan 10 kali ayunan ganda jaring searah diagonal luasan lahan pertanaman sebanyak 15 kali pada luasan area tanaman padi secara diagonal. Jumlah imago yang tertangkap, kemudian dihitung dan populasinya dibandingkan antara lahan petani SLPHT dan non SLPHT. Kepadatan populasi hama PBP ditentukan pada petak-petak contoh di lahan pertanaman. Petak-petak contoh dengan luasan permukaan tanah 1 x 1 m2 (berisi sekitar 25 rumpun tanaman) ditentukan secara acak/random dengan metode diagonal (Diagonal Random Sampling Method). Pada setiap lahan petani yang diuji (SLPHT dan non SLPHT) digunakan 15 petak contoh. Pengamatan populasi PBP pada setiap petak contoh dilakukan pada tanaman contoh sebanyak lima rumpun per petak. Selain kepadatan populasi, juga ditentukan tingkat kerusakan tanaman yang diakibat PBP dengan menghitung intensitas serangan. Pengukuran intensitas penyakit yang menggambarkan tingkat keparahan penyakit untuk penyakit yang dominan ditemukan pada penelitian ini yaitu bercak coklat sempit (BCS) ditentukan berdasarkan katagori keparahan infeksi dengan skala 0-5 (berkisar tidak terjadi infeksi pada daun sampai lebih dari 75 persen permukaan daun terinfeksi). Penentuan intensitas penyakit pada lahan petani yang diuji (SLPHT dan non SLPHT) menggunakan petak contoh yang sama dengan yang digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat PBP yaitu 15 petak contoh, dengan 5 tanaman contoh yang terinfeksi BCS per petak contoh. Pengamatan kepadatan populasi, intensitas serangan hama, dan intensitas penyakit di lahan pertanaman milik petani SLPHT dan non SLPHT mulai dilaksanakan saat tanaman umur 14 hari setelah tanam (hst) sampai dengan 42 hst dengan selang satu minggu. Data yang diperoleh di lahan pertanaman dibandingkan antara petani (SLPHT dan non SLPHT) serta dianalisis menggunakan uji t-student. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan petani ditetapkan dalam persentase pelaku, dibandingkan juga antara petani SLPHT dan petani non SLPHT. Jenis OPT yang ditemukan di empat desa contoh pada lahan petani SLPHT maupun non SLPHT ternyata tidak berbeda. Jenis OPT yang dominan yaitu hama wereng batang coklat (WBC) dan penggerek batang padi putih (PBP) serta tidak ditemukan penyakit selain bercak coklat sempit (BCS). Penggerek batang padi putih di desa Ngraho, Dawu, dan Klitik, ditemukan di lahan petani SLPHT dan non SLPHT pada awal pengamatan (tanaman umur 14 hst), sedangkan di Mulyorejo keberadaan hama tersebut baru terdeteksi pada satu minggu kemudian (tanaman umur 21 hst). Wereng batang coklat di Mulyorejo (pada lahan petani SLPHT dan non SLPHT) seperti halnya PBP juga terdeteksi pada tanaman umur 21 hst, sementara di tiga desa yang lain yaitu Ngraho, Dawu, dan Klitik (lahan petani SLPHT dan non SLPHT) populasi WBC baru terdeteksi pada tanaman umur 28 hst. Kepadatan populasi hama ternyata rendah, kurang dari 2 ekor per 10 kali ayunan ganda jaring (WBC) dan intensitas serangan kurang dari 15 persen (PBP) masih di bawah ambang ekonomi, kecuali di kabupaten Bojonegoro sudah melebihi ambang ekonomi yaitu lebih dari 20 persen, sedangkan BSC dengan intensitas penyakit lebih dari 25 persen menunjukkan derajat keparahan penyakit termasuk berat. Penggunaan pestisida terutama insektisida untuk pengendalian OPT masih menjadi pilihan petani, meskipun frekuensinya sudah menurun dan petani yang melakukan aplikasi pestisida secara terjadwal sudah makin berkurang. Petani SLPHT maupun non SLPHT tampak memiliki pemahaman mengenai PHT, ditunjukkan adanya transfer ilmu tetapi prinsip-prinsip PHT belum sepenuhnya dilakukan. Petani belum menerapkan pengendalian biologi, namun beberapa cara pengendalian kultur teknik dalam pengelolaan tanaman telah dilakukan dengan baik misalnya dalam hal penanaman secara serentak, sanitasi, dan penggunaan varietas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries041510401060;
dc.subjectOPT Padi, Pestisida, PHTen_US
dc.titleSTATUS KEBERADAAN OPT PADI DAN PENGGUNAAN PESTISIDA DI TINGKAT PETANI PASCA IMPLEMENTASI PHTen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record