Show simple item record

dc.contributor.authorKarisma Wulan Ningtyas
dc.date.accessioned2013-12-10T07:11:15Z
dc.date.available2013-12-10T07:11:15Z
dc.date.issued2013-12-10
dc.identifier.nimNIM081810301019
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7539
dc.description.abstractRINGKASAN Identifikasi Ibuprofen, Ketoprofen dan Diklofenak Menggunakan Test Strip Berbasis Reagen Spesifik yang Diimobilisasi pada Membran Nata De Coco; Karisma Wulan Ningtyas, 081810301019; 2013: 70 halaman; Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Jamu merupakan salah satu obat tradisional asli indonesia yang dipercaya khasiatnya oleh masyarakat, oleh karena itu jamu lebih banyak beredar di masyarakat dibandingkan dengan golongan obat tradisional yang lain. Namun dengan banyaknya jamu yang beredar di masyarakat, tidak sedikit produsen jamu yang menambahkan bahan obat sebagai zat aktif dalam jamu, seperti ibuprofen, ketoprofen dan diklofenak. Adanya penambahan zat obat dalam jamu merupakan suatu pelanggaran dalam pembuatan jamu, oleh karena itu dibutuhkan suatu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi bahan kimia obat dalam jamu secara cepat, mudah dan dapat langsung dilakukan di lapangan. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah test strip. Test strip merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat dengan melihat perubahan warna pada strip-nya setelah ditetesi sampel. Test strip memiliki tiga komponen penting yaitu membran, reagen yang terimobilisasi dan alat bantu visualisasi. Membran yang digunakan adalah nata de coco dan reagen yang digunakan adalah metil merah, kalium iodida, tembaga asetat, mandelin dan lieberman’s. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mengetahui pengaruh konsentrasi reagen yang layak untuk diimobilisasi pada membran, (ii) mengetahui pengaruh perbedaan pelarut terhadap perubahan warna pada sampel dan (iii) mengetahui kinerja test strip untuk identifikasi ibuprofen, ketoprofen dan diklofenak. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (i) uji kelayakan reagen, yaitu memilih reagen yang layak untuk dioptimasi dilihat dari perubahan warnanya viii secara kasat mata, (ii) Optimasi reagen yang bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi reagen yang layak untuk diimobilisasikan pada membran, (iii) uji kelayakan pelarut digunakan untuk mendapatkan pelarut yang cocok untuk sampel dan reagen, dimana pelarut yang digunakan adalah etanol, kloroform dan aquades, (iv) optimasi reagen pada membran nata de coco dengan teknik entrapment, (v) uji kinerja yang meliputi uji reprodusibilitas, limit deteksi, dan life time, dan (vi) Uji real sampel, dengan jamu rematik sebagai sampel realnya. Hasil penelitian menunjukkan, reagen metil merah dengan konsentrasi ¼ x standart, tembaga asetat ¼ x standart, kalium iodida 3 x standart, dan mandelin 1 x standart 5M dengan pelarut etanol layak digunakan untuk tahap selanjutnya, yaitu imobilisasi reagen dalam membran, sedangkan lieberman’s tidak layak digunakan karena tidak memberikan perubahan warna setelah penambahan sampel standar. Keempat reagen ini berhasil diimobilisasi pada membran nata de coco dengan teknik entrapmen, keberhasilanya dapat dilihat dari perubahan warna membran setelah penambagan reagen dan setelah ditetesi sampel sesuai dengan hasil color spot test yang sudah dilakukan. Untuk uji kinerjanya, dilihat dari hasil pengukuran didapatkan membran metil merah dengan sampel ibuprofen memiliki nilai reprodusibilitas sebesar 1,02%, mampu bertahan hingga 35 hari dan secara kualitatif dan kuantitatif memiliki nilai sebesar 0,125 mg/mL dan 0,0658 mg/mL untuk limit deteksinya. Membran metil merah dengan sampel ketoprofen memiliki nilai reprodusibilitas 2,87% tahan hingga35 hari dan memiliki nilai 1 mg/mL dan 0,543 mg/mL untuk limit deteksi secara kualitatif dan kuantitatif. Membran tembaga asetat dengan sampel ibuprofen, membran kalium iodida dengan sampel ketoprofen dan membran madelin dengan sampel diklofenak, masing- masing memiliki nilai reprodusibilitas sebesar 1,71% ; 3,14% dan 1,37. Memiliki nilai sebesar 1 mg/mL; 0,5 mg/mL; 0,5mg/mL untuk nilai limit deteksi secara kualitatif, memiliki nilai sebesar 0,467 mg/mL; 0,254 mg/mL dan 0,196 mg/mL untuk nilai limit deteksi secara kuantitatifnya. Untuk life time, membran tembaga asetat mampu bertahan hingga 60 hari, membran kalium ix iodida mapu bertahan hingga 150 hari sedangkan membran mandelin hanya mampu bertahan hingga 14 hari. Pengujian real sampel dilakukan dengan tiga teknik, yaitu non filtrasi, filtrasi dan ekstraksi. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sampel jamu dapat dideteksi bila dilakukan ekstraksi terlebih dahulu, sedangkan dengan teknik filtrasi dan non filtrasi, sampel jamu tidak dapat dideteksi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810301019;
dc.subjectIbuprofen, Ketoprofen, Diklofenaken_US
dc.titleIDENTIFIKASI IBUPROFEN, KETOPROFEN DAN DIKLOFENAK MENGGUNAKAN TEST STRIP BERBASIS REAGEN SPESIFIK YANGDIIMOBILISASI PADA MEMBRAN NATA DE COCOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record