Show simple item record

dc.contributor.advisorWahyuni, Dwi
dc.contributor.advisorIqbal, Mochammad
dc.contributor.authorWIDASTUTI, Naradia
dc.date.accessioned2016-06-17T02:20:03Z
dc.date.available2016-06-17T02:20:03Z
dc.date.issued2016-06-17
dc.identifier.nim110210103068
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/74856
dc.description.abstractNyamuk Aedes aegypti L. merupakan vektor penyakit demam berdarah. Demam berdarah dengue (DBD). Jumlah kasus DBD menunjukkan kecenderungan meningkat setiap tahun, demikian pula luas wilayah yang terjangkit. Untuk mengendalikan peningkatan tersebut maka diperlukan upaya yaitu dengan memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti L. dengan menggunakan insektisida botani pada saat nyamuk berada pada tahap larva, salah satunya adalah menggunakan daun sirih (Piper betle L.). Kandungan senyawa aktif pada daun sirih bersifat toksisk terhadap larva Aedes aegypti L. Senyawa aktif tersebut diikat menggunakan pelarut etanol pada saat proses ekstraksi. Penelitian yang sedang berlangsung adalah menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 50%, 70%, 96% dan PA. Pengaplikasian ekstrak pada perairan menyebabkan kondisi perairan menjadi keruh. Pada penelitian ini, peneliti menlakukan ekstraksi menggunakan variasi konsentrasi pelarut etanol yang sama tetapi dilakukan penambahan n-heksan untuk dilakukan proses pemisahan klorofil sehingga pada saat pengaplikasian tidak menyebabkan perairan menjadi keruh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya perbedaan toksisitas ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) berbagai konsentrasi pelarut (50%, 70%, 96% dan PA) dengan penambahan n-heksan yang ditunjukkan dengan nilai LC50 dan LC90 mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti L. dengan waktu dedah 24 jam dan 48 jam selain itu, untuk mengetahui kondisi air (keruh atau jernih) setelah penambahan ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Toksikologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Jember. Telur nyamuk diperoleh dari Laboratorium Entomologi ITD (Institute of Tropical Disease) UNAIR Surabaya. Data hasil diuji menggunakan SPSS for windows versi 17.0. Berdasarkan hasil analisis probit menunjukkan bahwa besarnya nilai LC50-24 jam, LC50-48 jam, LC90-24 jam dan LC90-48 jam ekstrak daun sirih dengan pelarut etanol 50% berturut-turut adalah 34426,4 ppm, 7713,14 ppm, 358168 ppm dan 267624 ppm. Besarnya nilai LC50-24 jam, LC50-48 jam, LC90-24 jam dan LC90-48 jam ekstrak daun sirih yang menggunakan etanol 70% berturut-turut adalah 15066,7 ppm, 2712,19 ppm, 82309,6 ppm dan 12794,2 ppm. Besarnya nilai LC50-24 jam, LC50-48 jam, LC90-24 jam dan LC90-48 jam ekstrak daun sirih yang menggunakan pelarut etanol 96% berturut-turut adalah 1131,88 ppm, 19,0463 ppm, 3079,99 ppm dan 1302,05 ppm. Besarnya nilai LC50-24 jam, LC50-48 jam, LC90-24 jam dan LC90- 48 jam ekstrak daun sirih yang menggunakan pelarut PA diperoleh berturut-turut adalah 775,776 ppm 78,0298 ppm, 4052,21 ppm dan 746,812 ppm. Hasil analisis anava untuk ekstrak dengan konsentrasi pelarut etanol 50%, 70%, 96%, dan PA adalah signifikan pada semua perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pelarut yang digunakan, semakin tinggi pula toksisitasnya. Tingkat kekeruhan terendah adalah pada kondisi yang ditambah dengan ekstrak daun sirih dengan pelarut etanol 50%. Hendaknya tetap dilakukan dilakukan pengujian keamanan ekstrak daun sirih terhadap kesehatan dan lingkungan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Daun Sirih (Piper betle L.)en_US
dc.subjectN-Heksanen_US
dc.subjectAedes aegypti Len_US
dc.titlePERBEDAAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) BERBAGAI KONSENTRASI PELARUT DENGAN PENAMBAHAN N-HEKSAN TERHADAP MORTALITAS LARVA Aedes aegypti L.en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record