dc.description.abstract | Perilaku ”Mba’-mba’an” adalah perilaku yang dilakukan sebagian santriwati
pesantren Al-Taubah. Perilaku ”Mba’-mba’an” merupakan suatu hubungan yang
terjadi antar sesama jenis yaitu antar senior dengan junior. Hubungan antar jenis
pernah terjadi pada zaman nabi Luth, namun kini juga terjadi di sebuah pondok
pesantren yang sangat kokoh dengan ajaran agama islam. Hal ini merupakan hal yang
menyimpang dari norma agama yang telah ditanamkan di pondok pesantren itu
sendiri. Maka tujuan dari penelitian ini ada dua yaitu, 1) Mendeskripsikan pola
perilaku “Mba’-mba’an” di pondok pesantren putri Al-Taubah Probolinggo. 2)
Mengidentifikasi faktor-faktor perilaku “Mba’-mba’an” di pondok pesantren putri AlTaubah
Probolinggo.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yang terhitung dari Oktober 2010
sampai Desember 2010 dengan menggunakan metode kualitatif yang mempunyai
tujuan untuk menemukan teori-teori dan mencari kebenaran. Lokasi penelitian ini
bertempat di suatu pondok pesantren Probolinggo, penulis sengaja menggunakan
nama samaran untuk nama pondok pesantren dengan alasan untuk menjaga nama baik
pondok pesantren tersebut. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
penelitian terselubung dan posisi peneliti dalam keadaan partisipasi moderat (terdapat
keseimbangan peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar ) dengan
menggunakan pendekatan tersembunyi sehingga tidak mempengaruhi latar penelitian.
Penulis menggunakan metode historis dan teknik wawancara tak terstruktur, dengan
begitu penulis tidak perlu menyusun pertanyaan terlebih dahulu karena disesuaikan
dengan keadaan informan. Peneliti juga menggunakan wawancara informal, dengan
wawancara ini peneliti barang kali tidak diketahui bahwa melakukan penelitian,
informan tidak menyadari bahwa sedang diwawancarai.
Dalam suatu perilaku ”Mba’-mba’an” terjadi beberapa proses yang dilakukan
antar pelaku, yang pertama proses perkenalan, pada proses perkenalan pelaku saling
mengenal antar santriwati senior dengan santriwati junior. Biasanya santriwati senior
yang berani berkenalan dahulu dengan cara menyapa atau kirim surat seperti halnya
orang yang berpacaran dengan lawan jenis. Yang kedua yaitu adanya saling memberi
antar keduanya, mereka saling mencukupi kekurangan yang dibutuhkan oleh
pasangannya. Dan yang ketiga yaitu adanyan perilaku seksual, dalam hubungan
”Mba’-mba’an” terjadi perilaku seksual yang saling memuaskan hawa nafsu mereka
yaitu dengan cara meraba, berciuman, dan pegang alat vital mereka. Terjadinya
perilaku ”Mba’-mba’an” ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor
dari diri mereka sendiri dan dari lingkungan, faktor dari diri mereka sendiri yang
meliputi adanya sikap imitasi, sugesti, simpati dan identifikasi, sedangkan faktor
lingkungan yaitu dari aturan atau sistem di pesantren dan bentuk asrama yang
menyebabkan terjadinya relasi sesama jenis tersebut.
Akhinya perilaku ”Mba’-mba’an” yang terjadi di pesantren Al-Taubah ada
dua macam, ada perilaku ”Mba’-mba’an” yang biasa, artinya hubungan ”Mba’mba’an”
tersebut tidak ada perilaku seksual yang terjadi diantara mereka. Dan yang
kedua perilaku ”Mba’-mba’an” yang parah yaitu adanya hubungan seksual yang
terjadi antar pelaku ”Mba’-mba’an”. | en_US |