dc.description.abstract | Buku ini berjudul : “Kebijakan Pengembangan
Pariwisata Berbasis Democratic Governance” yang
disusun berdasarkan kajian dan pandangan dari
beberapa ahli seiring adanya kebutuhan perkembangan
pariwisata. Sejak tahun 1970 ketika terjadi kendala
kebijakan internal nilai pertukaran mata uang yang
dipacu oleh Boom minyak bumi dan biaya tinggi
wisatawan dibandingkan negara tetangga maka untuk
meningkatkan pendapatan non minyak bumi dunia
pariwisata mulai ditingkatkan jumlah wisatawan baik
mancanegara maupun domestik potensial dapat
menjadi sektor strategis dalam meningkatkan
pembangunan.
Sejak turunnya harga minyak dunia pariwisata
menjadi aset negara yang dapat meningkatkan devisa
negara, menyerap tenaga kerja, distribusi ekonomi dan
pemerataan pembangunan. Pariwisata menyangkut
kehidupan ekonomi dan sosial, potensi alam, pasar,
budaya yang semuanya memiliki mekanisme
pengaturan sehingga memerlukan kebijakan yang
berdasarkan democratic.
Banyak potensi wisata terbengkalai karena
kesalahan dalam pengelolaan dan pengembangan dan
itu menjadi perhatian serius untuk mencari jalan keluar
bagaimana mengembangkan potensi wisata secara
benar dan berhasil. Diperlukan pemikiran baru yang
mendasari perkembangan pariwisata sebagai konsep
baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi
secara cepat. Sebagai industri pariwisata dengan
potensi yang besar (keindahan alam, adat, seni,
budaya, buatan) dan penyediaan fasilitas yang memadai akan menjadi daya tarik wisatawan yang
dapat menimbulkan dampak ganda (multiple effect) di
sektor sosial, budaya, pendidikan dan ekonomi maka
pelayanan yang ramah dan pengelolaan yang efisien
menjadi persyaratan utama meraih kesuksesan.
Pengembangan parwisata yang mengandalkan
potensi masyarakat mencirikan padat karya dan
dengan kondisi ekonomi dan budaya yang lebih sesuai.
meskipun masih ada keterbatasan kemampuan SDM.
Namun model ini lebih sesuai karena mengelola
pariwisata dalam kapasitas kecil yang melibatkan
potensi masyarakat akan membuka peluang bagi
komunitas local menjadi pelaku utama bisnis pariwisata,
sehingga kebocoran devisa ke luar negeri mampu
dikurangi
Pengembangan pariwisata berbasis Democratic
Governance tidak berarti meninggalkan peran
pemerintah namun diperlukan multi aktor dalam
pengembangan pariwisata yang mengacu pada
berjalannya hubungan pemerintah, pengusaha dan
masyarakat dalam kerjasama secara horizontal,
kesetaraan, harmonis antar pihak yang berelasi.
Ketiganya diberi peran untuk menjalankan kewajiban
agar mendapatkan hasil yang lebih efektif. Dengan pola
struktur yang berubah mereka akan saling belajar dan
menyesuaikan diri pola perilaku dalam pengembangan
pariwisata. Maka penerapan kebijakan pariwisata yang
berbasis Democratic Governance diharapkan mampu
mewujudkan pemerintahan yang baik. | en_US |