dc.description.abstract | Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dibentuk oleh pemerintah
dan masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dapat menjalankan tujuan
pendidikan secara optimal dengan cara mengembangkan kemampuan anak. Untuk
menjalankan tujuan tersebut, maka sekolah membutuhkan koordinasi dengan semua
pihak yang ada di lingkungan sekolah. Salah satunya adalah guru, karena guru adalah
orang yang terlibat langsung dalam mengajar dan mendidik anak didik di sekolah.
Guru dalam proses pembelajaran mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing,
dan memberikan fasilitas bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas
untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pembelajaran
hanya merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar.
Mata pelajaran ekonomi di SMA menekankan pada kompetensi yang tidak
hanya mencakup ranah hard skills (prestasi kognitif), tetapi juga ranah soft skills
(kerjasama dan tanggung jawab). Hal ini dikarenakan pelajaran ekonomi nantinya
akan dipraktikan siswa di lingkungan masyarakat, seperti: bekerjasama dalam
menjalankan usaha perekonomian dengan orang lain dan bertanggung jawab dalam
meningkatkan hasil usaha. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk dapat mengembangkan
suatu strategi dalam mengajar yang dapat mencakup kedua ranah tersebut. Jika kedua
ranah tersebut dapat tercakup maka diharapkan tujuan dari pendidikan akan tercapai,
tetapi jika dalam proses pembelajaran guru hanya menanamkan ranah hard skills (prestasi kognitif) saja, maka dikhawatirkan akan berdampak pada menurunnya soft
skills (kemampuan kerjasama dan tanggung jawab) siswa.
Permasalahan pembelajaran di atas juga terjadi di SMAN Negeri 1 Kencong
kelas X khususnya kelas X1 – X5, hal ini diketahui setelah peneliti melakukan studi
pendahuluan, baik wawancara dengan guru maupun observasi awal di kelas. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
memasukkan unsur soft skills dalam dunia pendidikan dengan cara mengintegraskan
soft skills dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparasional yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan antara kemampuan kerjasama dan tanggung jawab siswa yang
diajarkan melalui pengintegrasian soft skills dalam RPP dan tanpa pengintegrasian
soft skills dalam RPP. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kencong dimana
subyek yang diteliti adalah siswa kelas X. Metode penentuan lokasi menggunakan
metode purposive area. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 sampai
dengan kelas X5. Sampel yang digunakan adalah kelas X2 sebagai kelas eksperimen,
dan kelas X5 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Sebelum melakukan uji t terlebih dahulu
dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan anova dan dilakukan uji normalitas
menggunakan chi square.
Hasil uji analisis data pada t
tes
menunjukkan harga thitung = 7,37 dan ttabel
diketahui harga kritik pada t0,05 = 2,92 dan pada t0,01 = 6,96 ( 7,37 > 6,96 > 2,92).
Dengan demikian, nilai thitung > t
table
, sehingga dari hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kerjasama dan tanggung jawab
siswa yang diajar dengan pengintegrasian soft skills dan tanpa pengintegrasian soft
skills. | en_US |