dc.description.abstract | Osteoporosis merupakan penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan
pengurangan densitas tulang yang sebagian besar terjadi pada perempuan pasca
menopause (Junqueira dan Carneiro, 1997). Salah satu penyebabnya adalah
defisiensi estrogen (Djoko, 1997; Ang-sy, 1994). Dengan menurunnya estrogen
pasca menopause, wanita akan kehilangan mineral tulang dengan sangat cepat,
yaitu 3% per tahun yang menyebabkan resiko fraktur tulang menjadi lebih besar
(Dawson-Hughes, 1996). Osteoporosis terutama terjadi pada tulang yang sebagian
besar tersusun dari jaringan konselus, seperti korpus vertebralis, tilang pipih pada
tengkorak, skapula, ilium, dan trabekula metafisis tulang panjang (Jubb et al.,
1991).
Penanggulangan osteoporosis pada umumnya menggunakan metode terapi
Sulih Hormon (TSH) estrogen sintetik. Beberapa penelitian klinis menyebutkan
bahwa Terapi Sulih Hormon (TSH) dengan dosis yang tepat, secara efektif dapat
mengurangi resiko terjadinya osteoporosis, namun selain membutuhkan biaya
yang mahal dalam jangka panjang TSH estrogen sintetik dapat menimbulkan
beberapa efek penyakit berbahaya diantaranya kanker rahim dan kanker payudara
(Nurrochmad et al., 2010). Oleh sebab itu, banyak dilakukan penelitian untuk
mencari alternatif terapi hormon estrogen eksogen berbahan dasar alami yang
dapat bekerja secara efektif. Salah satu jenis hormon estrogen alami yang dapat
digunakan adalah fitoestrogen yang merupakan substansi pada tanaman yang
secara struktural maupun fungsional mirip dengan estradiol (Cassidy, 2003;
Duffy, 2007). | en_US |