dc.description.abstract | Pola konsumsi indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk yang mencapai 237.641.326 jiwa (BPS,
2010). Hal tersebut mengakibatkan tingkat konsumsi semakin meningkat pula.
Tingkat konsumsi yang semakin meningkat harus diimbangi pula dengan gizi
yang tercukupi. Kebutuhan gizi tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein,
mineral dan vitamin. Diantara dari gizi tersebut salah satunya yaitu protein.
Protein merupakan salah satu yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahan baku pangan
yang memiliki protein tinggi salah satunya yaitu kedelai. Berdasarkan data BPS
(2013), konsumsi kedelai per kapita meningkat dari 8,13 kg pada 1998 menjadi
8,97 kg pada 2004. Kedelai dapat diolah menjadi beragam makanan pelengkap
maupun sebagai lauk seperti tempe, tahu, tauco, susu kedelai, dan kecap. Salah
satu olahan dengan bahan baku kedelai yang dapat dijadikan produk setengah jadi
yaitu tepung kedelai. Tepung kedelai memiliki banyak kegunaan dalam
pemanfaatannya.
Tepung kedelai yang beredar saat ini belum diketahui kandungan gizinya
secara pasti, karena varietas kedelai yang berbeda-beda menyebabkan tepung
yang dihasilkan akan memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda pula. Contoh
kedelai lokal varietas unggul nasional yang berada di Jember seperti Anjasmoro
dan Baluran. Menurut Rani et al., (2013), selain dari jenis dan varietas kedelai
mutu tepung kedelai juga dapat dipengaruhi oleh metode penepungan yang
digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui karaterisitik mutu fisik dan
kimia kedelai jenis impor dan lokal Jember (varietas anjamoro dan baluran)
dengan perlakuan perebusan dan tanpa perebusan. | en_US |