dc.description.abstract | Tradisi dan pengetahuan masyarakat lokal di daerah pedesaan tentang
pemanfaatan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari telah berlangsung
sejak lama. Pemanfaatan tumbuhan sebagian telah dibuktikan kebenarannya secara
ilmiah, namun masih banyak yang belum tercatat secara ilmiah dan disebarluaskan
melalui publikasi-publikasi. Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional
termasuk penggunaan tumbuhan obat sejak dulu dan dilestarikan secara turuntemurun,
namun adanya modernisasi budaya dapat menyebabkan hilangnya
pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat terdahulu.
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat dan digunakan
sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Kebudayaan dan
suku bangsa yang ada di Indonesia sangat beragam menyebabkan antara daerah yang
satu dengan yang lain mempunyai cara-cara tersendiri dalam pemanfaatan tumbuhan
obat tersebut. Suku Madura salah satunya yang merupakan suku dengan populasi
besar di Indonesia. Menurut Rifa’i, (2000) masyarakat Madura telah lama
mempraktekkan tumbuhan sebagai obat tradisional atau yang lebih sering disebut
“jamu”.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat Suku Madura di
kaki Gunung Rengganis Sumbermalang-Besuki, Kabupaten Situbondo, dari 90 jenis
tumbuhan yang mempunyai nilai Use Value (UV) tertinggi dengan nilai Informant
Concencus Factor (ICF) tertinggi adalah Sirih (Piper betle L.) untuk sakit mata,
Alang-alang (Imperata cylindrical (L) Beauv) untuk panas dalam, Bawang Merah
(Allium cepa L.) untuk demam (anak), Kunyit (Curcuma domestica Val.) untuk typus,
Simbukan (Saprosma arboretum.) untuk kembung, Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) untuk batuk, Mengkudu (Morinda citrifolia L.) untuk sakit perut, Asam
Jawa (Tamarindus indica L.) untuk sariawan, Jambu biji (Psidium guajava L.) untuk
mencret (anak), Jarak Pagar (Jatropa curcas L.) untuk luka terbuka, dan Pepaya
(Carica papaya L.) untuk Sembelit. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan
untuk obat adalah daun dengan persentase sebesar 36,5%; akar/rimpang/batang
28,5%; buah 15,3%; umbi 5,3%; semua bagian 3,56%; daun muda 2,9%; bunga
2,6%; buah muda 2,6%; biji 1,8%; serta kulit buah dan kulit batang sebesar 0,9%. | en_US |