Show simple item record

dc.contributor.advisorSyamsunihar, Anang
dc.contributor.advisorMajid, Abdul
dc.contributor.authorAlfath, Merryzka Juned Juliana
dc.date.accessioned2016-01-29T04:11:30Z
dc.date.available2016-01-29T04:11:30Z
dc.date.issued2016-01-29
dc.identifier.nim111510501008
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72940
dc.description.abstractPenggunaan pupuk sintetik yang tidak sesuai anjuran dapat memperburuk lingkungan dan residu yang ditimbulkan dapat membahayakan kesehatan. Biofertilizer merupakan salah satu alternatif bioteknologi untuk mengurangi ketergantungan pemakaian pupuk sintetik dengan pemanfaatan sumberdaya alam menggunakan rhizobacteria. Bakteri Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis yang digunakan merupakan kelompok Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh rhizobacteria Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis sebagai biofertilizer dalam memacu pertumbuhan tanaman kedelai, baik diberikan secara tunggal maupun kombinasi dan untuk mendapatkan frekuensi aplikasi rhizobacteria yang paling baik dalam memacu pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Maret 2015 di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Jember. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 16 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah rhizobacteria yang terdiri dari 4 taraf yaitu tanpa perlakuan (A0), isolat P. fluorescens (A1), isolat B. subtilis (A2), dan kombinasi bakteri P. fluorescens dan B. subtilis (A3). Faktor kedua adalah frekuensi aplikasi yang terdiri dari 4 taraf, yaitu satu kali aplikasi (B1), dua kali aplikasi (B2), tiga kali aplikasi (B3), dan empat kali aplikasi (B4). Data dianalisis Sidik Ragam dan uji lanjut menggunakan DMRT dengan taraf 5%. Data diperoleh dengan melakukan pengukuran N-jaringan (%), kandungan klorofil (μmol/m2), jumlah daun sehat (helai), total luas daun (cm2), total jumlah cabang (buah), tinggi tanaman (cm), berat kering tanaman (g) dan kelembapan udara (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi rhizobacteria yang diberikan secara tunggal mampu memberikan pengaruh lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai ix dibandingkan dengan pemberian rhizobacteria kombinasi. Frekuensi aplikasi rhizobacteria yang paling baik dalam memacu pertumbuhan tanaman kedelai dengan aplikasi isolat bakteri B. subtilis adalah 1 (satu) kali pada 7 (tujuh) hari sebelum tanam dibanding perlakuan lainnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectRhizobacteriaen_US
dc.titlePEMANFAATAN RHIZOBACTERIA SEBAGAI BIOFERTILIZER UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record