dc.description.abstract | PTPN X merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
memproduksi tembakau cerutu terbesar di Indonesia. Salah satu kebun PTPN X
yang menghasilkan tembakau cerutu di Indonesia dan sebagai penggerak
perekonomian masyarakat di sekitar perkebunan tembakau adalah Kebun Ajong
Gayasan Jember. Tembakau yang dibudidayakan Kebun Ajong Gayasan Jember
yaitu tembakau jenis Besuki Na-Oogst yang terdiri dari Tembakau Bawah
Naungan (TBN) dan Na Oogst tanpa naungan (waring). Kebun Ajong Gayasan
Jember terdiri dari produksi on farm dan off farm. Kedua proses tersebut
membutuhkan jumlah tenaga kerja yang berbeda setiap kegiatan di dalamnya.
Pada kegiatan budidaya tembakau (on farm) PTPN X membutuhkan jumlah
tenaga kerja lepas lebih banyak karena dalam kegiatan on farm terdiri dari
beberapa kegiatan (mata karya) yang membutuhkan jumlah tenaga kerja berbedabeda.
Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja lepas (borongan).
Berdasarkan fenomena di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui : (1) rata-rata produktivitas tenaga kerja lepas pada budidaya tanaman
Tembakau Bawah Naungan (TBN) di PTPN X Kebun Ajong Gayasan Jember, (2)
hal-hal apa saja yang mendasari permintaan tenaga kerja lepas pada budidaya
tanaman Tembakau Bawah Naungan (TBN) di PTPN X Kebun Ajong Gayasan
Jember, (3) elastisitas permintaan tenaga kerja lepas pada budidaya tanaman
Tembakau Bawah Naungan (TBN) di PTPN X Kebun Ajong Gayasan Jember.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata produktivitas tenaga
kerja lepas pada budidaya tanaman Tembakau Bawah Naungan (TBN) di PTPN X
Kebun Ajong Gayasan Jember lebih besar dari UMK Jember yang artinya
produktivitas tenaga kerjanya sesuai dengan UMK Jember, (2) Dasar penentuan
permintaan tenaga kerja lepas yaitu rencana anggaran, luasan yang dikelola dan pertimbangan iklim, (3) Elastisitas permintaan tenaga kerja lepas pada budidaya
tanaman Tembakau Bawah Naungan (TBN) sebesar 0,83 (inelastis), artinya setiap
adanya kenaikan upah sebesar 1% akan menurunkan permintaan tenaga kerja
lepas sebanyak 0,83%. | en_US |