dc.description.abstract | Bungur (Lagerstroemia speciosa) dan Maitan (Lunasia amara Blanco) adalah
tanaman yang dilaporkan memiliki kandungan senyawa fenolik. Fenolik merupakan
salah satu kelompok besar senyawa metabolit sekunder yang umumnya dijumpai
pada tanaman tingkat tinggi. Kelompok senyawa ini menarik banyak perhatian pada
beberapa tahun terakhir karena potensinya sebagai antioksidan dan efeknya dalam
mencegah berbagai penyakit degeneratif. Selain memiliki aktivitas sebagai
antioksidan, beberapa anggota senyawa fenolik juga dilaporkan memiliki aktivitas
sebagai inhibitor enzim. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda atau
memperlambat, menghambat, atau mencegah proses oksidasi terhadap suatu molekul
target melalui peredaman radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif, sedangkan
inhibitor enzim adalah senyawa yang dapat menghambat aktivitas enzim.
Salah satu penyakit degeneratif yang secara global prevalensinya cukup tinggi
adalah Diabetes Melitus (DM). Kombinasi antioksidan dan inhibitor α-amilase dan α-
glukosidase merupakan langkah efektif dalam terapi pengobatan DM. Obat
antidiabetik seperti akarbosa yang merupakan inhibitor sintetik α-amilase dan α-
glukosidase memiliki efek samping pada gastrointestinal, sedangkan antioksidan
sintetik seperti butil hidroksianisol bersifat karsinogenik. Kondisi ini menyebabkan
banyak usaha dilakukan saat ini untuk mencari inhibitor dan antioksidan alami yang
berasal dari bahan alam. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan studi aktivitas
ekstrak daun Bungur dan Maitan sebagai antioksidan serta inhibitor α-amilase dan α-
glukosidase. Aktivitas ekstrak daun Bungur dan Maitan sebagai antioksidan dianalisis
melalui uji peredaman radikal DPPH, radikal anion superoksida, dan radikal
hidroksil. Radikal DPPH digunakan untuk melihat aktivitas ekstrak sebagai
antioksidan secara umum, sedangkan untuk melihat aktivitas antioksidan yang lebih
spesifik menggunakan radikal anion superoksida dan radikal hidroksil. Aktivitas
ekstrak dalam meredam ketiga jenis radikal tersebut pada konsentrasi yang sama
dibandingkan untuk menentukan ekstrak yang paling aktif sebagai antioksidan.
Vitamin C digunakan sebagai standar dalam analisis antioksidan.
Aktivitas ekstrak daun Bungur dan Maitan sebagai inhibitor enzim dianalisis
melalui uji inhibisi α-amilase dan α-glukosidase. Ekstrak yang memiliki persen
penghambatan tertinggi pada α-amilase dan α-glukosidase pada konsentrasi yang
sama dianggap sebagai ekstrak yang paling aktif sebagai inhibitor. Akarbosa
digunakan sebagai standar dalam analisis inhibisi α-amilase dan α-glukosidase.
Mekanisme penghambatan α-amilase dan α-glukosidase oleh ekstrak yang paling
aktif sebagai inhibitor dipelajari dari kinetika penghambatannya.
Hasil analisis antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak daun Bungur dan
Maitan memiliki aktivitas yang cukup tinggi sebagai antioksidan dibandingkan
dengan standar vitamin C. Ekstrak metanol Bungur (MB) menunjukkan aktivitas
tertinggi dalam meredam radikal DPPH, anion superoksida, dan hidroksil dibanding
ekstrak heksana Bungur (HB) dan etil asetat Bungur (EB). Ekstrak etil asetat Maitan
(EM) menunjukkan aktivitas tertinggi dalam meredam radikal DPPH dan anion
superoksida dibanding ekstrak heksana Maitan (HM) dan metanol Maitan (MM),
sedangkan ekstrak MM mampu meredam radikal Hidroksil lebih kuat dari ekstrak
HM dan EM. Hasil analisis inhibisi enzim menunjukkan ekstrak MB dan MM
memiliki aktivitas yang tinggi sebagai inhibitor α-amilase dan α-glukosidase
dibandingkan standar akarbosa. Ekstrak MB terpilih sebagai ekstrak teraktif sebagai
inhibitor karena memiliki aktivitas penghambatan tertinggi pada α-amilase dan α-
glukosidase dibanding semua ekstrak. Senyawa aktif dalam ekstrak MB menghambat
α-amilase dan α-glukosidase secara kompetitif. | en_US |