Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharso, Pudjo
dc.contributor.advisorHari, Bambang
dc.contributor.authorPRATIWI, JUNIAR
dc.date.accessioned2016-01-26T05:58:29Z
dc.date.available2016-01-26T05:58:29Z
dc.date.issued2016-01-26
dc.identifier.nim100210301119
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72392
dc.description.abstractKebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat, karena memang hubungan keduanya sangatlah erat. Setiap daerah biasanya memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, seperti halnya masyarakat desa Jatiroto yang telah mengenal budaya “Pesta Giling”. “Pesta Giling” merupakan suatu acara perayaan yang diadakan oleh Pabrik Gula Djatiroto dalam rangka mengawali proses giling tebu atau produksi gula. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan aspek sosial ekonomi yang muncul sebagai dampak dari pesta giling. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Tempat penelitian ditentukan dengan menggunakan metode Purposive Area yang dilaksanakan di pasar malam (royalan) yang ada di desa Jatiroto selama perayaan pesta giling yang dilakukan oleh PG Djatiroto. Subjek dalam penelitian ini adalah Pemilik pasar malam, beberapa pedagang yang ada dalam pasar malam, serta masyarakat desa Jatiroto. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan cara yaitu mereduksi data dengan cara merangkum data-data yang penting, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kegiatan Pesta Giling bukan hanya sebuah perayaan pesta yang dilakukan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan saja, tetapi juga menumbuhkan rasa kekeluargaan yang terjadi antara karyawan PG, serta interaksi sosial pada masyarakat sekitar. Dengan adanya Royalan, hubungan interaksi sosial antar warga semakin terjalin, misalnya warga yang biasanya tidak pernah kumpul dan bertemu kemudian dengan adanya acara pasar malam mereka bisa bertemu dan berinteraksi secara tidak sengaja pada saat mereka menyaksikan hiburan di pasar malam, serta warga sekitar viii yang berjualan bisa berinteraksi dengan orang baru, yaitu dengan para pedagang atau pegawai hiburan yang ada di pasar malam tersebut. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa Pasar malam yang ada di Jatiroto merupakan wadah dimana terjalinnya interaksi sosial yang muncul, antara lain adanya kerja sama antara pedagang dengan pemilik pasar malam, pedagang dengan pedagang, dan pedagang dengan konsumen atau pembeli yang merupakan masyarakat desa Jatiroto. Kerja sama dibangun untuk mencapai tujuan bersama. Selain kerja sama ada juga persaingan yang terjadi antar sesama pedagang. Para pedagang di pasar malam menganggap bahwa persaingan yang ada merupakan persaingan dalam hal positif, dimana para pedagang bersaing untuk memberikan barang dan pelayanan terbaik bagi konsumen. Dengan adanya pasar malam, hubungan interaksi sosial antar warga juga semakin terjalin Selain itu, adanya pasar malam juga dapat menimbulkan budaya berkonsumsi pada masyarakat desa Jatiroto, karena banyaknya pedagang yang menjual berbagai macam barang dagangan baik berupa makanan, mainan, pakaian, sandal, sepatu, perlengkapan rumah tangga, dan sebagainya. Masyarakat yang tadinya tidak memiliki keinginan untuk membeli, namun karena adanya berbagai macam barang yang dijual dan menarik, akhirnya mereka memiliki keinginan untuk membeli, dari yang awalnya tidak suka membeli akhirnya membeli.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBUDAYA PESTA GILINGen_US
dc.subjectASPEK SOSIAL EKONOMIen_US
dc.titleBUDAYA PESTA GILING PADA MASYARAKAT DI SEKITAR PABRIK GULA DJATIROTO DITINJAU DARI ASPEK SOSIAL EKONOMIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record