dc.description.abstract | Kopi (Coffea spp.) sebagai komoditas dan prioritas kedua dan merupakan
komoditas unggulan nasional diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah produk
kopi nasional sehingga mempunyai daya saing di pasar internasional. Budaya minum
kopi di negara-negara konsumen yang telah berlangsung berabad-abad berpengaruh
terhadap dinamika selera berupa preferensi konsumen untuk menikmati citarasa yang
lebih beragam. Kopi yang sering disukai dan diminati adalah kopi arabika, karena
memiliki aroma dan rasa yang khas. Akan tetapi kopi arabika lebih rentan terhadap
penyakit
Hampir semua sentra produksi kopi di Indonesia terserang nematoda
Pratylenchus coffeae sehingga hal ini merupakan kendala utama dalam
pengembangan kopi. Nematoda parasit merusak akar kopi dan berpotensi besar
menurunkan produktivitas kopi. Melihat potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh
Pratylenchus coffeae, banyak dilakukan pengendalian terhadap nematoda ini
diantaranya dengan menggunakan nematisida, tetapi hal tersebut berpengaruh
terhadap keberlangsungan fungsi lingkungan dalam mendukung daya tanam tanaman,
sehingga menimbulkan berbagai perdebatan di berbagai kalangan untuk
menggunakan agen hayati dalam mengendalikan nematoda parasit pada kopi. Salah
satu agen hayati yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan populasi nematoda
parasit dan membantu pertumbuhan kopi adalah Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) yaitu
Pseudomonas mallei dan Bacillus mycoides. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji kemampuan BPF P. mallei dan B. mycoides dalam mengendalikan populasi
nematoda parasit Pratylenchus coffeae dan meningkatkan pertumbuhan tanaman kopi
arabika
Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu pembuatan ekstraksi akar
kopi dilakukan di Laboratorium Nematologi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Kecamatan Jenggawah, Green house Dr. Iis Nur Asyiah di perumahan Tidar. Tahap
persiapan bakteri dilakukan di laboratorium mikrobiologi FKIP Biologi dan
Laboratorium Mikrobiologi MIPA Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan
metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan jumlah sampel kopi arabika
sebanyak 80 tumbuhan yang dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan yang terdiri dari
kelompok BPF P. mallei dengan kerapatan 108 cfu/ml (A), BPF P. mallei dengan
kerapatan 109 cfu/ml (B), BPF B. mycoides dengan jumlah bakteri sebanyak 108
cfu/ml (C), BPF B. mycoides dengan kerapatan 109 cfu/ml (D), Nematisida
Carbofuran 5 gr/pot (E) dan Sinergisme BPF P. mallei dan B. mycoides dengan
kerapatan 108 cfu/ml (F), Tanpa Nematoda parasit dan juga perlakuan BPF (G) atau
kontrol positif, dengan inokulasi nematoda parasit Pratylenchus coffeae sebanyak 50
ekor/pot (H) atau kontrol negatif. Pengamatan dilaksanakan selama 16 minggu.
Pengukuran parameter pertumbuhan (tinggi, diameter, jumlah daun) dilakukan setiap
2 minggu. Kemudian di akhir pengamatan dilakukan pemanenan tanaman untuk
diukur massa basah, massa kering, skor kerusakan akar, dan juga ekstraksi nematoda
untuk menghitung populasi nematoda parasit Pratylenchus coffeae
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian BPF dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman kopi dan mengendalikan populasi nematoda parasit
Pratylenchus coffeae. Hasil analisis Annova menunjukkan bahwa BPF dapat
menurunkan populasi Pratylenchus coffeae (P= 0,001) dengan prosentase 15-74%
pada semua perlakuan BPF termasuk sinergisme antara P. mallei dan B. mycoides.
Selain itu pemberian BPF juga meningkatkan pertumbuhan tanaman kopi secara
signifikan dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Pada parameter tinggi tanaman
(P= 0,000), diameter batang (P= 0,000) berpengaruh secara signifikan, massa kering
perlakuan dengan BPF lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. | en_US |