dc.description.abstract | Penerapan Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Untuk
Mengatasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan
Relasi dan Fungsi Kelas VIII di SMP Islam Al-Mu’ien Tahun Ajaran
2013/2014; Hasim Asari, 110210181008; 2014, 67 halaman; Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember.
Berdasarkan informasi dan observasi dari guru di SMP Islam Al-Mu’ien,
siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal materi relasi
fungsi antara lain kesalahan yang berhubungan dengan konsep misalnya kesalahan
siswa dalam membuat hubungan dua himpunan, menyatakan relasi atau fungsi dan
memberi nama hubungan dalam soal. Penyebabnya siswa tidak paham tentang
konsep relasi fungsi, perbedaan antara domain, kodomain, dan range, serta siswa
tidak cermat dalam memperhatikan gambar. Kesalahan lain yaitu dalam
menghitung karena siswa tidak teliti dalam menghitung dan kurang teliti dalam
memasangkan nilai peubah dengan nilai fungsi. Selain itu, siswa juga banyak
kesalahan dalam mensubsitusikan nilai. Hal ini dapat disebabkan karena kurang
memahami konsep sehingga dalam penyelesaian masalah mengalami kesulitan.
Selain kesalahan-kesalahan tersebut, tidak menutup kemungkinan masih terdapat
kesalahan-kesalahan lain yang dilakukan siswa yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar matematika.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus.
Penelitian ini bertujuan untuk mediskripsikan penerapan pembelajaran Aunditory
Intellectually repetition (AIR), mengetahui kecenderungan kesalahan yang
dilakukan siswa, dan mengetahui efektivitas Aunditory Intellectually repetition
(AIR) dalam mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal pokok bahasan Relasi
Fungsi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Islam Al-Mu’ien tahun
ajaran 2013/2014, yang berjumlah 16 siswa.
Data yang diambil dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes,
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dari hasil tes, yang dilakukan
setelah kegiatan pembelajaran, dikelompokkan berdasarkan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa yang meliputi kesalahan penggunaan data, kesalahan
menafsirkan data, kesalahan penarikan kesimpulan, kesalahan teorema, kesalahan
simbol, kesalahan teknik, dan kesalahan lain.
Proses penelitian diawali mengumpulkan hasil tes-tes sebelumnya dari guru
matematika untuk mengetahui kecenderungan jenis kesalahan siswa sebelum
pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui analisis kesalahan
penggunaan data 11,25% , kesalahan menafsirkan data 25,00%, kesalahan
penarikan kesimpulan 15,00%, kesalahan teorema 6,25%, kesalahan simbol
21,75%, kesalahan teknik 7,5%, dan kesalahan lain 12,25%. Kesalahan yang
paling tinggi yaitu kesalahan menafsirkan data karena siswa kurang memahami
soal dan tidak bisa membedakan dua himpunan. Kesalahan yang dilakukan siswa
mengalami penurunan pada tes akhir relasi dengan rincian kesalahan penggunaan
data 10,94% , kesalahan menafsirkan data 18,75%, kesalahan penarikan
kesimpulan 14,06%, kesalahan teorema 4,69%, kesalahan simbol 20,31%,
kesalahan teknik 4,69%, dan kesalahan lain 0,00%. Kesalahan paling tinggi pada
penggunaan simbol yaitu dalam menuliskan himpunan pasangan berurutan(kurung
kurawal, tanda koma, dan kurung). Pada tes akhir fungsi, kesalahan yang
dilakukan siswa semakin berkurang. Persentase kesalahan penggunaan data
3,75%, kesalahan menafsirkan data 10,00%, kesalahan penarikan kesimpulan
12,50%, kesalahan simbol 6,25%, kesalahan teknik 3,75%, serta kesalahan lain
dan teorema 0,00%. Kondisi ini menunjukkan bahwa persentase kesalahan siswa
semakin berkurang dari siklus I ke siklus II.
Data hasil observasi dibedakan menurut aktivitas guru dan siswa. Untuk
aktivitas guru, pada siklus I rata-rata mencapai 85,50% dan meningkat pada siklus
II menjadi 93,35%. Hasil analisis data diperoleh bahwa keaktifan siswa selama
pembelajaran rata-rata sangat aktif, rata-rata keaktifan siswa pada tiap siklus yaitu
siklus I mencapai 72,5%, dan siklus II mencapai 90,00%.
Pada siklus I diperoleh persentase efektivitas pembelajaran AIR sebesar
32,48% dan termasuk kategori cukup efektif. Sedangkan pada siklus II efektivitas
pembelajaran AIR mencapai 26,92% dan termasuk dalam kategori efektif | en_US |