dc.description.abstract | Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di
SD hanya untuk mencapai target kurikulum. Siswa datang ke sekolah untuk
mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah dari guru saja, menulis materi dari
buku paket yang tersedia atau bahkan hanya didikte oleh guru karena kurangnya
fasilitas yang tersedia di sekolah. Kurangnya variasi metode guru dalam
menyampaikan pengetahuan terhadap siswa-siswi dapat mengakibatkan kurangnya
motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi
kurang dari target minimal (SKM) yang harus dicapai.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1). untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA tentang gerak benda dengan menggunakan metode eksperimen.
(2). mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA tentang gerak
benda dengan menggunakan metode eksperimen. (3). untuk mengetahui peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang gerak benda dengan
menggunakan metode eksperimen.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sidomulyo 04 Kecamatan Pronojiwo
Kabupaten Lumajang, dengan jumlah siswa 16 anak yang terdiri dari 7 siswa laki-laki
dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus. Metode pengumpulan data melalui observasi dan
tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskreptif kualitatif untuk
menganalisis data berupa hasil observasi dan deskreptif kuantitatif untuk
menganalisis data hasil tes formatif. Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 8
Maret 2010 sampai dengan 25 Maret 2010 dengan subyek penelitian siswa kelas III
SDN Sidomulyo 04 Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang. Data yang
dikumpulkan berupa aktifitas siswa dan hasil tes formatif siswa secara kelompok dan
individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi penggunaan metode
eksperimen pada pembelajaran IPA pada siklus I adalah sebagai berikut: siswa sangat
aktif 31,5%, siswa aktif 18,75%, siswa cukup aktif 37,50% dan siswa kurang aktif
12,5%. Pada siklus II : siswa sangat aktif 56,25%, siswa aktif 18,75%, siswa cukup
aktif 18,75% dan siswa kurang aktif 6,25%. Sedangkan hasil tes formatif dapat
diketahui pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 69,25 dengan ketuntasan klasikal
75%, sedangkan pada siklus II diperoleh data rata-rata nilai 81,31 dengan ketuntasan
klasikal 93,75.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa siswa mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar dengan menggunakan metode eksperimen pada
pembelajaran IPA tentang gerak benda dan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.
Aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat karena metode eksperimen mampu menciptakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik dan mental selama
pembelajaran dan memberikan motivasi siswa untuk melakukan kegiatan yang
menyenangkan, menantang, dan bermakna. Siswa menjadi berani untuk
mengemukakan pendapat dan gagasan yang berkaitan dengan pengetahuan yang telah
didapatkan selama kegiatan berlangsung, dan dapat meningkatkan keakraban antara
siswa dan guru, siswa dengan siswa. Hal ini juga membawa dampak yang sangat baik
bagi perkembangan sosial anak. | en_US |