dc.description.abstract | Kelompok umur yang biasa digunakan sebagai indikator adanya masalah
kurang gizi di masyarakat adalah anak balita. Kekurangan gizi sering terjadi pada
balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat dan masa
dimana anak mulai disapih serta mulai mengikuti pola makan orang dewasa. Hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) di Kabupaten Jember tahun 2007 prevalensi KEP pada
balita sebesar 15,75%, tahun 2008 sebesar 14,71%, dan meningkat kembali pada
tahun 2009 sebesar 15,71%.
Pemerintah berupaya untuk mengatasinya dengan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga (UPGK). UPGK yang dilakukan selama ini dititikberatkan pada
penggunaan pesan-pesan gizi sederhana melalui kegiatan yang dapat dilakukan
masyarakat sendiri. Kegiatan tersebut dipusatkan di Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu). Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh
pada keadaan status gizi anaknya karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau
peningkatan status gizi masyarakat terutama balita dan ibu hamil. Namun, menurut
data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2009 balita yang datang dan
ditimbang ke Posyandu (D/S) masih di bawah target yaitu 76,45%. Kecamatan Arjasa
merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jember dengan D/S dibawah target
yaitu 71%. Selain itu, Kecamatan Arjasa pada tahun 2008 dan 2009 memiliki kasus
balita Bawah Garis Merah (BGM) terbesar yaitu 8,18% dan 10,87%. Desa Kamal
merupakan desa di Kecamatan Arjasa yang memiliki total balita BGM tertinggi dari
lima desa yang ada yaitu sebesar 5%.
Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara keaktifan kunjungan
ibu ke posyandu dengan perkembangan status gizi anak usia 6 – 23 bulan di Desa
Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Dengan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan sebagai bahan evaluasi untuk mengembangkan program dan
intervensi yang tepat dalam rangka peningkatan upaya pelayanan kesehatan anak.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dan menurut waktunya
termasuk penelitian cross sectional. Besar sampel sebanyak 88 anak usia 6 – 23
bulan, yang tersebar di 5 posyandu. Sampel dipilih secara proportional random
sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan
kuesioner serta food recall 2x24 hours dan food frequency untuk melihat konsumsi
makan anak usia 6 – 23 bulan. Selain wawancara juga dilakukan observasi KMS
untuk melihat perkembangan status gizi anak serta kelengkapan imunisasi dan
vitamin A. Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat digunakan uji Lambda statistik LB, karena data keaktifan kunjungan ibu ke
posyandu berskala nominal dan perkembangan status gizi anak usia 6 – 23 bulan
berskala ordinal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang aktif ke Posyandu memiliki
anak dengan perkembangan status gizi tetap sebesar 21,6% dan membaik sebesar
14,8%. Sedangkan ibu yang tidak aktif ke posyandu memiliki anak dengan
perkembangan status gizi memburuk sebesar 32,9%. Hasil analisis dengan
menggunakan uji Lambda statistik LB menunjukkan bahwa terdapat ada hubungan
antara keaktifan kunjungan ibu ke posyandu dengan perkembangan status gizi anak
usia 6 – 23 bulan di Desa Kamal Kecamatan Arjasa (p=0,024). Oleh karena itu, perlu
melakukan penyuluhan tentang gizi, konsumsi makanan serta pentingnya memantau
perkembangan status gizi anak sehingga ibu yang datang ke Posyandu tidak hanya
mengetahui berat badan anak saja, melainkan juga dapat memperoleh informasi gizi
lainnya. | en_US |