dc.description.abstract | Penyimpanan biasanya dilakukan dengan mengupas kulit ari sehingga
memerlukan biaya, tenaga kerja, keterampilan, dan waktu yang lama. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penyimpanan benih tanpa pengupasan kulit ari, tetapi
viabilitas dan pertumbuhan awal bibit kakao tetap terjaga. Viabilitas dan
pertumbuhan awal bibit kakao dapat dipertahankan dengan memanfaatkan zat
pemacu tumbuh alami maupun buatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh terbaik interaksi antara zat pemacu tumbuh dan pengupasan kulit ari,
mengetahui pengaruh konsentrasi zat pemacu tumbuh urine kambing yang tepat,
serta pengaruh terbaik pengupasan kulit ari terhadap viabilitas dan pertumbuhan
awal bibit kakao setelah disimpan. Penelitian menggunakan RAL dan RAK
faktorial dengan 2 faktor yaitu jenis zat pemacu tumbuh (A), pengupasan kulit ari
(B). Benih menggunakan klon PA 191, terdiri dari B1 = tanpa dikupas, B2 =
dikupas. Perlakuan jenis zat pemacu tumbuh diberikan dengan 5 taraf yaitu: A0 =
kontrol, A1 = 150 ppm urine kambing, A2 = 300 ppm urine kambing, A3 = 450
ppm urine kambing, A4 = GA3 100 ppm + NAA 50 ppm. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengaruh interaksi terbaik antara jenis zat pemacu tumbuh
(A) dan pengupasan kulit ari (B) terhadap viabilitas benih (indeks kecepatan
tumbuh) dihasilkan pada benih yang dikupas dengan perlakuan 150 ppm urine
kambing (B2A1), tetapi tidak berbeda dengan benih tanpa dikupas dengan
perlakuan kontrol (B1A0). Sedangkan terhadap pertumbuhan awal bibit kakao,
perlakuan jenis zat pemacu tumbuh dan pengupasan kulit ari terbaik terdapat pada
benih dikupas dengan perlakuan 300 ppm urine kambing (B2A2). Faktor tunggal
jenis zat pemacu tumbuh urine kambing berpengaruh tidak nyata terhadap
seleuruh parameter viabilitas benih kakao dan pertumbuhan awal bibit kakao
kecuali indeks vigor bibit. Pengaruh terbaik pengupasan kulit ari terhadap
viabilitas benih (kadar air benih sebelum dan setelah disimpan, persentase benih
berjamur setelah disimpan, daya hantar listrik, dan daya tumbuh benih) serta
pertumbuhan awal bibit kakao (indeks vigor bibit kakao) setelah disimpan
terdapat pada perlakuan benih tanpa dikupas (B1). | en_US |