dc.description.abstract | Swasembada beras merupakan bagian dari program ketahanan pangan
yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia dan berhasil tercapai pada tahun
2008. Namun keberhasilan tersebut dihadapkan pada masalah semakin
berkurangnya produktifitas lahan akibat alih guna lahan pertanian menjadi lahan
non-pertanian yang dapat mengancam keberlangsungan pencukupan penyediaan
bahan pangan masyarakat Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah alih guna
lahan sawah menjadi bahan baku industri batu bata. Dalam rangka peningkatan
produktivitas lahan, diperlukan upaya reklamasi sehingga lahan dapat kembali
produktif. Penggunaan kompos kotoran ayam dimungkinkan dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan
tanaman.
Tujuan yang akan dicapai adalah mengetahui dosis dan frekuensi
pemberian kompos kotoran ayam yang terbaik untuk mengembalikan
produktifitas lahan sehingga mampu mendukung pertumbuhan padi secara
optimal.
Penelitian dilaksanakan di lahan kritis bekas industri batu bata Kelurahan
Patrang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember pada bulan Agustus sampai
Desember 2009. Bahan dan alat yang digunakan adalah benih padi varietas
Towuti, kompos kotoran ayam, Urea, TSP, KCl, Chlorophyll meter, Penetrometer,
neraca analitik. Metode percobaan menggunakan rancangan acak kelompok
(RAK) dengan dua faktor yaitu (1) Dosis kompos kotoran ayam yang terdiri dari
D0 : 0 g/tanaman, D1 : 10 g/tanaman, D2 : 20 g/tanaman, D3 : 30 g/tanaman;
(2) frekuensi pemberian kompos kotoran ayam yang terdiri dari F1 : pemberian 1
kali, F2 : pemberian 2 kali, F3 : pemberian 3 kali. Masing-masing kombinasi
perlakuan diulang sebanyak tiga kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dosis dan frekuensi pemberian
kompos kotoran ayam berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman
padi di lahan kritis bekas industri batu bata. | en_US |