dc.description.abstract | Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran
yang ada di SD. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn
menyebabkan diperlukannya model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model value clarification
technique dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IIIA dalam
pelajaran PKn pokok bahasan Sumpah Pemuda di SDN Jember Lor 05 tahun
pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa kelas IIIA dengan menerapkan model pembelajaran value
clarification technique dalam pelajaran PKn pokok bahasan Sumpah Pemuda di SDN
Jember Lor 05 tahun pelajaran 2015/2016. Model pembelajaran value clarification
technique bertujuan untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu
nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu masalah/persoalan melalui proses
menganilisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Desain penelitian yang
digunakan adalah adaptasi model skema Hopkins yang terdiri dari 4 fase meliputi
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IIIA SDN Jember Lor 05 sebanyak 21 siswa. Metode yang digunakan untuk
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan
metode tes. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil observasi, diperoleh aktivitas belajar siswa pada tahap
prasiklus sebesar 46,19 (kategori cukup). Jumlah siswa sangat aktif 3 siswa, aktif 2
siswa, cukup aktif 6 siswa, kurang aktif 8 siswa, dan sangat kurang 2 siswa dari
jumlah keseluruhan 21 siswa. Pada tahap siklus I aktivitas belajar siswa masih belum
kategori meningkat dan masih sebesar 57,86 (kategori cukup). Pada tahap siklus I
tidak ada siswa sangat aktif, aktif 7 siswa, cukup aktif 12 siswa, dan kurang aktif 2
siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 62,38 (kategori
aktif). Selanjutnya, pada tahap siklus II jumlah siswa sangat aktif 1 siswa, aktif 12
siswa, cukup aktif 7 siswa, dan 1 siswa kurang aktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari prasiklus sebesar dari 46,19
(kategori cukup), pada siklus I menjadi 57,86 (kategori cukup) dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 62,38 (kategori aktif).
Hasil belajar pada tahap prasiklus ialah jumlah siswa sangat baik 8 siswa,
baik 4 siswa, cukup baik 5 siswa, kurang baik 2 siswa, dan sangat kurang 2 siswa
dengan hasil belajar 66,19 (kategori cukup). Kemudian pada tahap siklus I jumlah
siswa sangat baik 13 siswa dan baik 8 siswa. Peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus I sebesar 78,81 (kategori baik). Selanjutnya pada tahap siklus II jumlah siswa
sangat baik 19 siswa dan baik 2 siswa. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II
sebesar 85,24 (kategori sangat baik). Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dari prasiklus sebesar dari 66,19 (kategori cukup)
menjadi 78,81 (kategori baik) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
85,24 (kategori sangat baik).
Kesimpulan dalam penelitian ini penerapan model pembelajaran value
clarification technique dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKn pokok bahasan sumpah pemuda. Saran dalam penelitian ini adalah
hendaknya guru menggunakan model pembelajaran value clarification technique
sebagai alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn di kelas agar siswa lebih mudah memahami konsep dari materi yang diajarkan. Penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya. | en_US |