• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Dentistry
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Dentistry
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PERBEDAAN KADAR GLUKOSA TIKUS Sprague Dawley YANG TERPAPAR STRES PSIKOLOGIS DAN STRES PSIKOLOGIS FISIK

    Thumbnail
    View/Open
    Erfin Ramadana Pratama - 111610101093_1.pdf (612.9Kb)
    Date
    2016-01-13
    Author
    Pratama, Erfin Ramadana
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Stres adalah suatu keadaan yang membebani seseorang yang dapat mempengaruhi homeostasis sehingga terjadi gangguan kesehatan. Stres dapat disebabkan oleh stresor fisik, kimia, ataupun psikologis. Stres psikologis fisik adalah stres yang disebabkan oleh paparan stresor yang berbahaya bagi jaringan tubuh. Stres psikologis dapat terjadi akibat perubahan kehidupan, hubungan sosial, perasaan marah, dan takut. Ada berbagai macam manifestasi penyakit akibat dari stres, salah satunya pengaruh stresor terhadap meningkatnya kadar glukosa darah. Stresor menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang diakibatkan oleh peningkatan sekresi corticotropin releasing factor (CRF) oleh hipotalamus. Peningkatan sekresi CRF dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi adrenocorticotropin hormone (ACTH) yang nantinya menstimulus korteks adrenal untuk memproduksi glukokortikoid dalam jumlah yang banyak. Glukokortikoid yang berlebihan dapat meningkatkan proses glukoneogenesis. Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa bukan karbohidrat. Peningkatan glukoneogenesis akan menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar glukosa darah pada tikus Sprague Dawley yang terpapar stres psikologis fisik dan stres psikologis. Jenis stresor yang digunakan pada stress psikologis fisik adalah stresor rasa sakit dengan menggunakan electrical foot shock, sedangkan stres psikologis kotak diberi alas busa agar tidak terkena renjatan sehingga tikus mendapatkan kontak secara visual, pendengaran, dan penciuman. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian post test only control group design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 48 ekor yang terbagi dalam 6 kelompok yaitu: kelompok Stres psikologis fisik hari ke-7 (SPF 1), Stres psikologis fisik hari ke-14 hari (SPF 2), Stres psikologis fisik hari ke-28 hari (SPF 4), Stres psikologis hari ke-7 (SPF 1), Stres psikologis hari ke-14 hari (SPF 2), dan Stres psikologis hari ke-28 hari (SPF 4). Sampel dikorbankan sesuai dengan kelompok perlakuan masingmasing, SPF 1 dan SP1 pada hari ketujuh, pada SPF 2 dan SP2 pada hari keempat belas, dan SPF 4 pada hari kedua puluh delapan dan dilanjutkan dengan pengambilan darah dan dihitung kadar glukosa darahnya dengan menggunakan alat blood glucouse test. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar glukosa darah yang terpapar stres psikologis fisik pada hari ke-7, 14, 28. Nilai rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke-7 adalah 166,12 mg/dL. Nilai rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke-14 adalah 163,88 mg/dL. Nilai rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke-28 adalah 163,12 mg/dL. Nilai rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke-7 adalah 180,25 mg/dL. Nilai rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke-14 adalah 171,50 mg/dL. Nilai rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke-28 adalah 138,38 mg/dL. Perlakuan SPF kadar glukosa darah mengalami penurunan pada setiap minggunya dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk kelompok perlakuan SP mengalami peningkatan pada hari ke-7 setelah itu mengalami penurunan pada hari ke-14 dan 28. Hari ke-7 dan hari ke-14, kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan SP lebih tinggi dari pada SPF dan tidak ada perbedaan bermakna, namun pada hari ke-28, kelompok perlakuan SPF lebih tinggi daripada SP dan tidak ada perbedaan bermakna. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian bahwa kadar glukosa darah stres psikologis lebih tinggi daripada stres psikologis fisik, namun lama paparan stres psikologis dan stres psikologis fisik tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar glukosa darah.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/71231
    Collections
    • UT-Faculty of Dentistry [2124]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository