Show simple item record

dc.contributor.advisorSukatman
dc.contributor.advisorAndianto, Mujiman Rus
dc.contributor.authorLestari, Rheny Eka
dc.date.accessioned2016-01-08T06:16:50Z
dc.date.available2016-01-08T06:16:50Z
dc.date.issued2016-01-08
dc.identifier.nim110210402023
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/70796
dc.description.abstractMitos dalam upacara Uang Panaik adalah mitos yang mengisahkan proses perkawinan di Sulawesi Selatan yang dikenal memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh pihak keluarga laki-laki. Syarat-syarat ini tidak lepas dari tingginya harga diri masyarakat Bugis Makassar. Wujud mitos Uang Panaik berupa narasi yang mengisahkan pada masa Kerajaan Bone dan Gowa Tallo jika seorang lelaki yang ingin meminang keluarga kerajaan, maka harus membawa sesajian yang menunjukkan kemampuan mereka untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi istri dan anaknya kelak. Berdasarkan wujud mitos dalam upacara Uang Panaik terdapat nilai budaya dan fungsi mitos yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Bugis Makassar. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: (1) wujud mitos dalam upacara Uang Panaik masyarakat Bugis Makassar, (2) nilai budaya yang terdapat dalam upacara Uang Panaik masyarakat Bugis Makassar, (3) fungsi mitos terhadap upacara Uang Panaik bagi masyarakat Bugis Makassar, (4) pemanfaatan mitos dalam upacara Uang Panaik sebagai materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Racangan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif etnografi. Sasaran penelitian ini adalah tentang mitos uang panaik masyarakat Bugis Makassar. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian ini ada tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini menceritakan Kerajaan Gowa dan awal munculnya tradisi Uang Panaik. Sejarah awal Uang Panaik ini pada masa Kerajaan Bone dan Gowa Tallo. Besaran uang panaik yang berlaku saat ini dipengaruhi oleh status sosial yang melekat pada orang yang akan melaksanakan pernikahan baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan. Nilai budaya yang terdapat dalam upacara Uang Panaik masyarakat Bugis Makassar yaitu: (1), nilai religius, keteringatan kepada Tuhan ditujukan oleh masyarakat Bugis Makassar dengan mengadakan pengajian dan doa bersama, (2) nilai sosial dalam hubungan manusia dengan lingkungan dan masyarkatnya, seperti gotong-royong, musyawarah, dan kasih sayang dalam hal membantu persiapan pernikahan, (3) pada mitos upacara Uang Panaik terdapat nilai kepribadian yaitu harga diri, keberanian, dan ketaatan masyarakat Bugis Makassar. Fungsi mitos terhadap upacara Uang Panaik bagi masyarakat Bugis Makassar ialah menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan gaib, memberikan manusia jaminan masa kini, dan memberikan pengetahuan. Mitos ini terdapat makna-makna yang berfungsi bagi masyarakat Bugis Makassar yang akan menikah. Ketiga fungsi tersebut memiliki peranan yang berbeda, mitos tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang sangat meyakini cerita atau makna dalam upacara Uang Panaik. Pemanfaatan mitos dalam upacara Uang Panaik sebagai salah satu sumber referansi untuk materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII. Guru bisa memanfaatkan wujud mitos ini sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Kesimpulan dalam penelitian ini: (1) wujud mitos dalam upacara Uang Panaik berupa narasi, (2) nilai budaya yang terdapat dalam upacara Uang Panaik masyarakat Bugis Makassar ialah nilai religius, sosial, dan kepribadian, (3) fungsi mitos terhadap upacara Uang Panaik bagi masyarakat Bugis Makassar ialah menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan gaib, memberikan manusia jaminan masa kini, dan memberikan pengetahuan, (4) pemanfaatan mitos dalam upacara Uang Panaik sebagai materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII. Saran dalam penelitian ini: (1) bagi dunia pendidikan, guru lebih menghimbau siswa untuk peduli terhadap budaya, (2) bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, penelitian ini dijadikan sebagi materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, (3) bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengadakan penelitian yang sejenis dalam pembahasan yang lebih luas.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMitosen_US
dc.subjectUpacara “Uang Panaik”en_US
dc.subjectMasyarakat Bugis Makassaren_US
dc.titleMITOS DALAM UPACARA “UANG PANAIK” MASYARAKAT BUGIS MAKASSARen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record