dc.description.abstract | PG Toelangan mempunyai produktivitas lahan sawah yang paling tinggi
diantara PG yang ada di Kabupaten Sidoarjo. PG yang ada di Sidoarjo
menerapkan sistem tanam kepras dan sistem tanam bongkar ratoon begitu juga
PG Toelangan. Sistem tanam keprasan dilakukan petani karena biaya yang
dikeluarkan petani sedikit karena sistem tanam kepras ini hanya menumbuhkan
kembali tanaman tebu dari tebu yang sudah di panen. Sedangkan sistem tanam
bongkar bongkar ratoon yaitu membongkar tanaman yang lama dan diganti
dengan bibit tanaman yang lebih unggul dari bibit tanaman sebelumnya. Bongkar
ratoon merupakan salah satu program dari pemerintah yaitu Akselerasi Gula
Nasional. Program Akselerasi Gula Nasional meliputi, bongkar ratoon, rawat
ratoon, pembangunan kebun bibit tebu serta usaha lainnya yang berbasis tebu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendasari keputusan
petani membudidayakan tanaman tebu dengan sistem tanam bongkar ratoon dan
kepras di wilayah kerja Pabrik Gula Toelangan, efisiensi biaya budidaya tebu
dengan sistem tanam bongkar ratoon dan kepras di wilayah kerja Pabrik Gula
Toelangan dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pendapatan petani tebu
dalam penerapan sistem tanam bongkar ratoon dan kepras di wilayah kerja Pabrik
Gula Toelangan.
Alat analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif, analisis efisiensi
biaya dan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1)
Keputusan dalam menentukan sistem tanam terhadap tanaman tebu yang
dilakukan di pabrik gula Toelangan adalah modal, informasi, pendapatan, dan
kemudahan budidaya. (2) Kedua sistem tanam pada usahatani tebu dikategorikan
efisien karena nilai R/C ratio kepras 1,39 dan nilai R/C bongkar ratoon 1,48 lebih
besar dari satu dan antara kedua sistem tanam tersebut memiliki nilai efisiensi
yang berbeda nyata. (3) Variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan
usahatani tebu di wilayah Pabrik Gula Toelangan adalah biaya pestisida, teknik
tanam, dan varietas sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah
harga gula, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, biaya sewa lahan, dan luas lahan. | en_US |