Show simple item record

dc.contributor.advisorEndang Budi Trisusilowati
dc.contributor.advisorMohammad Setyo Poerwoko
dc.contributor.authorSiti Aisyah
dc.contributor.authorMohammad Setyo Poerwoko
dc.contributor.authorEndang Budi Trisusilowati
dc.date.accessioned2016-01-05T07:20:57Z
dc.date.available2016-01-05T07:20:57Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/70157
dc.description.abstractPenyakit karat daun kedelai, Phakopspora pachyrhizi, Syd. merupakan penyakit utama tanaman kedelai dengan kerusakan yang berdampak terhadap penurunan hasil kedelai. Salah satu upaya mengatasi masalah kerusakan tanaman akibat penyakit tersebut dilakukan upaya pengendalian penyakit yang efektif, efisien dan aman terhadap lingkungan. Salah satu cara yaitu penggunaan varietas unggul dalam produksi dan ketahanan terhadap penyakit tersebut. Delapan genotipe kedelai terdiri atas varietas unggul nasional (Rajabasa, Dering, Slamet, dan Mutiara) dan Galur Harapan Jember (GHJ-2, GHJ-3, GHJ-6, dan NSP) masing-masing telah dilaporkan tahan dan agak tahan patogen karat daun, pada penelitian ini diuji sifat ketahanan tersebut berdasarkan nilai keparahan penyakit dan penurunan hasil biji per tanaman dengan menggunakan data pendukung tiga komponen sifat agronomis tanaman (warna daun, trikoma, dan stomata) sebagai indikator untuk menilai reaksi tahan tanaman. Berdasarkan pencandraan sifat agronomis, tidak semua komponen agronomis tanaman ada hubungannya dengan sifat ketahanan genotipe. Komponen agronomis yang paling mendukung reaksi ketahanan ialah stomata. Warna daun ternyata kurang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai ketahanan genotipe. Ketahanan empat genotipe kedelai unggul nasional yang semula dilaporkan tahan ternyata pada penelitian ini termasuk agak tahan, dan empat genotipe galur harapan Jember genotipe GHJ-2, GHJ-3, GHJ-6 dan NSP yang dilaporkan agak tahan memiliki tetap ketahanan yang seperti semula. Genotipe NSP dan Slamet memiliki penurunan hasil yang rendah (9.65% dan 21.85%) dibandingkan dengan genotipe yang lain. Penurunan hasil yang rendah pada NSP dan Slamet didukung oleh kerapatan stomata (rapat) dan ukuran lubang stomata (kecil). Berdasarkan hubungan tersebut maka salah satu mekanisme ketahanan yang dimiliki delapan genotipe kedelai tersebut ialah ketahanan mekanis.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUNEJen_US
dc.subjectKedelai, Pencandraan, Sifat agronomis, Patogen karat daun, Ketahanan genotipeen_US
dc.titlePENCANDRAAN SIFAT AGRONOMIS DELAPAN GENOTIPE KEDELAI TAHAN DANen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record