Show simple item record

dc.contributor.authorNanda Ayu Mustikasari
dc.date.accessioned2013-12-10T00:46:34Z
dc.date.available2013-12-10T00:46:34Z
dc.date.issued2013-12-10
dc.identifier.nimNIM070210191146
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6975
dc.description.abstractSelama ini siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika terletak dalam beberapa hal. Pertama, siswa sulit untuk menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Kedua, siswa sulit membuat model matematika yang sesuai dengan masalah yang ada dalam soal. Ketiga, siswa sulit menggunakan model yang telah dibuatnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Keempat, siswa sering lupa untuk memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap proses pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Wuluhan ditemukan permasalahan yaitu guru mendominasi kelas, masih menggunakan metode ceramah dan aktivitas siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran rendah. Disamping itu peneliti juga melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran matematika kelas VIII di SMP Negeri 2 Wuluhan , dari hasil wawancara yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel rendah. Kesulitan yang dialami siswa antara lain: (1) siswa kesulitan dalam memahami masalah, (2) siswa kesulitan membuat rencana penyelesaian. Pemecahan masalah adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya. Dalam pemecahan masalah siswa di latih untuk berpikir secara sistematik melalui empat tahap pemecahan masalah menurut Polya. Adapun rangkaian empat tahap tersebut adalah memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, memeriksa kembali. Kelebihan dari pemebelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut Polya yaitu siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir sistematik dalam memecahkan masalah. Sedangkan kelemahannya yaitu pembelajaran ini memerlukan waktu yang lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut Polya, aktivitas siswa, serta ketuntasan belajar siswa. Pengambilan data ini dilakukan di SMP Negeri 2 Wuluhan pada tanggal 8 Desember 2011 – 14 Desember 2011. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIIIA yang berjumlah 36 siswa terdiri 12 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan tes. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut Polya pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel berjalan dengan baik. Dalam tahap pemecahan masalah menurut Polya siswa sudah mampu memahami masalah yaitu menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Siswa juga sudah mampu melaksanakan tahap merencanakan penyelesaian dengan memisalkan apa yang diketahui ke dalam sebuah variabel kemudian membuat model matematikanya. Kendala-kendala yang dihadapi pada tahap-tahap pemecahan masalah adalah pada tahap melaksanakan rencana dan memeriksa kembali. Pada tahap melaksanakan rencana pada umumnya siswa sudah mampu memasukkan semua data yang diketahui dalam model matematika untuk diselesaikan, siswa juga sudah mampu melakukan perhitungan dengan runtut, namun terkadang siswa kurang teliti dalam perhitungan sehingga hasil yang diperoleh salah. Melaksanakan tahap memeriksa kembali merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa karena pada awalnya siswa tidak terbiasa melakukan pengecekan ulang. Untuk selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa melakukan pengecekan ulang terhadap jawaban yang diperoleh. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi meskipun belum sempurna. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut Polya pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel berjalan dengan baik, serta dapat dikatakan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Persentase aktivitas memperhatikan penjelasan dan mencatat guru dalam setiap pembelajaran yaitu 82,41%; 84,26%; dan 87,96%. Persentase aktivitas bertanya dalam setiap pembelajaran yaitu 43,52%; 60,19%; dan 64,81%. Persentase aktivitas memahami masalah dalam setiap pembelajaran yaitu 75,93%; 80,56%; dan 87,96%. Persentase aktivitas merencanakan penyelesaian dalam setiap pembelajaran yaitu 69,44%; 70,37%; dan 80,56%. Persentase aktivitas melaksanakan rencana dalam setiap pembelajaran yaitu 66,67%; 69,44%; dan 79,63%. Persentase memeriksa kembali dalam setiap pembelajaran yaitu 57,41%; 66,67 dan 74,04%. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut Polya pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat dari peningkatan persentase hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 16,67% dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 66, 67% kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 83,33%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210191146;
dc.subjectSISTEM PERSAMAAN LINIER DUAen_US
dc.titlePENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 WULUHAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record